Desakan agar PSSI segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB), agar ada pergantian pengurus imbas Tragedi Kanjuruhan, diimbau jangan sampai melanggar aturan. Hal itu diungkapkan oleh Dali Tahir, mantan pengurus federasi sepakbola nasional itu.
Suara untuk meminta pengurus PSSI 2019-2023 agar mundur muncul selepas terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Sebanyak 135 orang meninggal dunia selepas Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober 2022.
Tembakan gas air mata pihak keamanan memicu kepanikan Aremania yang ada di tribune Stadion Kanjuruhan. Karena berdesakan dan efek gas air mata, ratusan nyawa pun melayang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak enam tersangka, sejauh ini, sudah ditetapkan atas Tragedi Kanjuruhan. Dirut PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita, dan Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, dua di antaranya.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan sudah memberi rekomendasi ke Presiden RI Joko Widodo. Salah satu. poinnya adalah meminta pengurus PSSI untuk mundur sebagai tanggung jawab moral.
PSSI sudah merespons rekomendasi itu: tak akan dijalankan. Lewat salah satu anggota Exco, Ahmad Riyadh, kepastian itu disampaikan. KLB akan digelar sesuai jadwal pada 2023.
Patut diketahui, untuk menggelar KLB, PSSI mesti melakukan beberapa tahapan. Komite Pemilihan harus dibentuk, penyaringan kandidat, lalu mengirim undangan ke para voters. KLB juga harus diusulkan oleh 2/3 pemilik suara PSSI. Saat ini, baru Kaesang Pangarep, pemilik Persis Solo, yang membuka wacana meminta KLB lebih cepat.
"Belakangan ini, banyak yang mendorong untuk dilakukan KLB. Ada kemarahan yang menyembul di sana. Sekali lagi, sungguh, saya sangat memahami. Sebagai mantan praktisi sepakbola nasional, saya ikut melahirkan Arseto bersama Mas Sigit putra Pak Harto, dan sebagai pengurus PSSI, saya mengalami berbagai momen krusial di organisasi sepakbola yang usianya jauh lebih tua dari republik, saya paham betul situasinya," kata Tahir dalam keterangan yang diterima detikSport.
"Saya menghargai pandangan tersebut. Tapi, maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980-an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih."
"Nah, sebagai mantan anggota Komite Etika FIFA, saya justru ingin kita melihat semua persoalan dengan jernih. Sebagai mantan anggota komite etik, saya juga ingin mengajak kita semua untuk taat aturan."
"Ada hukum positif. Kejarlah para pembuat masalah. Saat ini ada enam tersangka, apakah sudah cukup atau masih akan bertambah? Terus pantau itu," kata mantan Ketua Komite Hubungan Negeri PSSI dan mantan Anggota Komite Etik FIFA itu menambahkan.
Baca juga: Kompetisi Tak Jalan, Pemain Persija Ngeband |
Lihat juga video 'Ketum PSSI Irit Bicara Usai Diperiksa Polda Jatim soal Tragedi Kanjuruhan':