Video Dokumenter Persebaya: Sudut Pandang Berbeda Tragedi Kanjuruhan

Muhammad Robbani - detikSepakbola
Jumat, 28 Okt 2022 14:00 WIB
Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Jakarta -

Persebaya Surabaya merilis video dokumenter kejadian Tragedi Kanjuruhan. Video itu menceritakan pengalaman antara hidup dan mati para ofisial tim Bajul Ijo.

Lewat video yang di-posting akun Youtube resmi Persebaya, diceritakan sudut pandang Persebaya yang menjadi korban keganasan massa Aremania ketika sesaat sebelum Tragedi Kanjuruhan pecah. Pemain dan ofisial harus berkejaran dengan waktu seusai laga Arema FC Vs Persebaya berakhir di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Para pemain lalu meluapkan kegembiraan di ruang ganti, karena setelah sekian lama, Persebaya bisa menang lagi di kandangnya Arema (skor 3-2).

Tapi selebrasi itu berlangsung cepat. Situasi chaos langsung tergambarkan ketika tim Persebaya sudah diminta evakuasi dan hanya diberikan waktu lima menit untuk meninggalkan ruang ganti.

Pemain dan jajaran tim kemudian langsung bergegas hanya dengan tas dan barang yang bisa mereka gapai untuk menaiki kendaraan taktis (rantis). Sementara para ofisial yang tak kebagian taktis naik kendaraan patroli dan pengawalan (patwal).

Tapi rantis maupun patwal tak bisa langsung meninggalkan area Stadion Kanjuruhan karena massa Aremania yang marah membuat blokade. Nasib pemain maupun tim pelatih relatif aman meski rantis yang mereka tumpangi tak luput dari lemparan berbagai benda.

"Saya melihat ada kobaran api dari kejauhan, setelah dekat ternyata itu adalah mobil polisi. Ini situasinya seperti perang, mereka merayakan itu saat melempari baracuda kami," kata pemain asing Persebaya, Leo Lelis.

Sementara pelatih kiper Persebaya Benyamin van Breukelen juga sempat dibuat khawatir. Ia pun bolak-balik bertanya ke personel brimob yang membawa taktis mereka.

"Saya bertanya, 'ini rantis bisa terbalik nggak?' Katanya bisa kalau didorong ratusan orang. Sementara di luar itu orang ada ribuan," ucap Benyamin mengingat momen kengerian itu.

Lebih nahas buat ofisial yang menaiki patwal maupun truk aparat. Kabar soal jatuhnya korban jiwa dari pihak suporter juga turut sampai di para ofisial Persebaya yang terjebak di kepungan Aremania itu.

Dalam situasi terus menerus menerima lemparan bahkan kayu api ke kendaraan, para ofisial juga terbesit bahwa mereka juga akan menjadi korban jiwa.

Mereka harus keluar dari kendaraan untuk dievakuasi, lalu menyaksikan kendaraan yang sempat mereka tumpangi sudah terbakar.

"Saya pasrah di dalam truk karena berada dalam situasi hidup dan mati, langsung teringat ibu dan istri dan meminta maaf kepada mereka," kata Security Officer Persebaya Depri Hariyanto.

Rencana awalnya rantis yang mengangkut rombongan Persebaya Surabaya hanya mengantar sampai hotel saja. Tapi personel brimob yang membawa mereka memilih mengantar tim ke Surabaya demi alasan keselamatan.

Sementara para ofisial juga berhasil melewati malam kengerian di Malang. Mereka semua selamat melewati dan bertemu dengan keluarganya masing-masing.

Sementara pemain Persebaya Rizki Ridho sedikit menyesali kemenangan timnya. Tiga poin dari Malang pada akhirnya terasa hambar.

"Tujuan kita main bola kan untuk menghibur walau datang sebagai rival di Malang. Kita kan kerja main bola. Tapi kalau akhirnya jadi memakan korban, buat apa kita menang," ucap Rizki Ridho.

Video dokumenter itu kemudian ditutup dengan wawancara keluarga Depri di rumahnya. Ibu dan istrinya menceritakan betapa khawatirnya mereka menantikan kabar Depri setelah kabar terjadinya kerusuhan di Malang.

Dokumenter ini memberikan sudut pandang baru bahwa Persebaya juga menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan. Tapi kesigapan para aparat yang bertugas berhasil membuat semua anggota tim hingga ofisial selamat dari tragedi di Malang.




(aff/bay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork