Mochamad Iriawan mengenang lagi masa-masa ketika mau maju menjadi Ketua Umum PSSI. Dia sempat disarankan keluarga untuk menikmati hidup saja.
Iriawan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan. Pemilihan itu terjadi pada 2 November 2019 atau tepat tiga tahun yang lalu.
Era Iriawan terbilang cukup banyak mendapatkan cobaan. Kompetisi sempat harus terhenti satu tahun lebih akibat pandemi virus Corona dan kini setop lagi karena ada Tragedi Kanjuruhan pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya, yang menewaskan 135 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu kemudian dituntut untuk bertanggung jawab. Salah satu caranya dengan mundur sebagai ketua dan itu juga bagian dari rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, yang dibentuk pemerintah.
Dalam rekomendasi itu, kompetisi tidak bisa digulirkan kalau PSSI tidak menggelar KLB. Ketua umum sampai jajaran Exco juga diminta mundur dan hal tersebut dipenuhi demi liga bisa jalan lagi.
Di tengah situasi ini, Iriawan mengenang momen saat maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Dia bicara saat diwawancara awak media di Gedung Trans Media, Selasa (1/11/2022).
"Saya ingin memberikan legacy pada sisa hidup dengan berbakti kepada sepakbola untuk bisa menjadi lebih baik. Sudah cukup lah hidup saya. Tapi sisa hidup saya ini ingin berikan ke negara di bidang sepakbola.
Iriawan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI saat masih menjadi polisi. Pria berpangkat Komisaris Jenderal itu resmi pensiun dari institusi Kepolisian RI per 1 April 2020.
"Terlalu banyak yang maha kuasa memberikan kemudahan kepada saya lewat negara. Saya diberikan kapolda tiga kali itu luar biasa. Saya berterima kasih kepada negara. Pejabat Gubernur juga sekali, itu kepercayaan," sambungnya.
"Waktu saya akan maju, dulu dilarang oleh ibu (almarhumah) saya. 'Ndak usahlah. Kamu kan pensiun tiga-empat bulan lagi, sudahlah istirahat aja.' Istri saya bilang jalan-jalan sajalah ke luar negeri seperti teman-teman."
"Saya bilang biarkan papah mengabdikan sisa hidup ke negara lewat sepakbola. Papah masih ingin bekerja untuk memperbaiki sepakbola yang memang harus diperbaiki meskipun tidak jelek, tapi harus terus diperbaiki."
"Maka saya maju. Maka saya sampaikan ke anak-anak, 'sudah,nak, biarkan papah bekerja, memberikan legacy di sisa hidup papah. Ingin memberikan kenangan kepada rakyat Indonesia dan nanti di zaman Iwan Bule tuh sepakbola beginilah. Itu bekal papah nanti.' Kalau saya dipanggil rakyat, yang suka pasti mendoakan saya," Iriawan menegaskan.
(ran/mrp)