Mochamad Iriawan selaku Ketua Umum PSSI dianggap sudah berusaha keras menuntaskan Tragedi Kanjuruhan. Dia bahkan menuruti apa yang diminta publik. Begitulah menurut Dali Tahir.
Hal tersebut diungkapkan Dali Tahir kepada awak media pada Rabu (16/11/2022), yang juga menyerukan agar memberikan apresiasi dan rasa simpati terhadap Iriawan atau Iwan Bule yang peduli terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
"Itu jelas menunjukkan bahwa hati Iwan Bule tidak terbuat dari batu. Yang pasti, saya bisa merasakan kesedihannya dan juga beratnya beban yang harus dipikulnya akibat musibah tersebut. Dan, saya yakin Iwan Bule pasti punya program lain untuk membantu korban Tragedi Kanjuruhan sekaligus memperbaiki citra sepakbola dan pihak kepolisian di mata masyarakat Indonesia dan juga dunia," kata Dali Tahir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Dali yang juga merupakan mantan anggota komite etik FIFA itu pun mengimbau bahwa tragedi Kanjuruhan tidak dijadikan opini menggiring Iwan Bule agar bisa tersingkir dari posisinya melalui Kongres Luar Biasa (KLB), karena, statuta FIFA jelas menyebutkan jika KLB hanya bisa digelar atas permintaan 2/3 pemilik suara (voters) atau 1/2 plus satu anggota Komite Eksekutif PSSI sesuai statuta FIFA.
"Keputusan PSSI yang telah mengirimkan surat kepada FIFA soal permintaan KLB yang diumumkan secara resmi oleh Iwan Bule itu merupakan tindakan di luar dugaan. Padahal, Iwan Bule bisa saja bertahan karena secara aturan PSSI tidak bisa serta-merta disalahkan dengan tragedi Kanjuruhan karena pertandingan 2x45 menit tuntas tanpa insiden," ungkapnya.
Apa yang dilakukan Iwan Bule itu, kata Dali, harus dilihat secara jernih oleh masyarakat sepakbola terutama pihak-pihak yang berambisi menjatuhkannya, karena PSSI selama kepemimpinannya tak melakukan pelanggaran statuta, namun mampu menaikkan peringkat di FIFA.
"Yang ada, bukan hanya kompetisi yang merupakan ujung tombak pembinaan bisa berjalan, tetapi PSSI juga mampu meningkatkan prestasi Timnas Indonesia pada peringkat FIFA serta prestasi lainnya di kelompok umur," ucapnya.
"Saya juga tidak paham apa yang ada dalam benak pihak-pihak yang mencoba mengiring opini menyingkirkan Iwan Bule dengan terus mendengungkan KLB, bahkan mulai membentuk opini siapa yang paling pantas menggantikannya lewat survei."
"Lantas pernahkah mereka berpikir jika posisinya seperti Iwan Bule dipaksa melepaskan jabatan dengan menabrak statuta FIFA dan tidak diberikan kesempatan untuk berbuat baik dan memikirkan kelanjutan nasib anak-anak dari korban Tragedi Kanjuruhan yang butuh uluran tangan dalam mencapai cita-citanya? Bagaimana jika hal itu terjadi pada mereka. Ini bukan hanya menutup niat baik Iwan Bule tetapi juga mengukirkan tinta hitam kepadanya dan juga anak cucunya ke depan," jelas Dali Tahir.
Yang perlu menjadi catatan, kata Dali Tahir, Iwan Bule, tidak pernah mengeluarkan pernyataan dengan menyalahkan pihak lain atas tragedi Kanjuruhan. Yang ada Tim Gabungan Investigasi Pencari Fakta (TGIPF) bentukan pemerintah pimpinan Menkopolhukam, Mahfud MD yang mengeluarkan pernyataan penyebab tewasnya penonton, yakni gas air mata yang dilepaskan petugas kepolisian.
(ran/mrp)