Suporter Indonesia: Habis Dipuji di Malaysia, Bikin Malu di GBK

Suporter Indonesia: Habis Dipuji di Malaysia, Bikin Malu di GBK

Lucas Aditya - Sepakbola
Jumat, 30 Des 2022 13:00 WIB
Suporter Indonesia kembali ke tribun penonton menyaksikan laga Timnas Indonesia. Usai tragedi Kanjuruhan, sepakbola Indonesia digelar tanpa penonton.
Ilustrasi suporter Timnas Indonesia. (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Suporter Timnas Indonesia di kandang berbeda 180 derajat dengan pendukung Indonesia di luar negeri. Di Malaysia, mereka mendapat pujian, di Jakarta membuat malu.

Indonesia berhadapan dengan Thailand dalam lanjutan Piala AFF 2022. Saat bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (29/12/2022), tim Merah-Putih bermain imbang 1-1 dengan Gajah Perang.

Ulah suporter Timnas terjadi saat bus tim Thailand datang. Mereka mengerumuni, bahkan ada yang melakukan lemparan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam stadion, suporter juga berulah. Viral di media sosial TikTok, ada yang menaiki speaker stadion, malah menantang saat diingatkan turun. Dalam rekaman itu, temannya mencoba untuk menarik oknum itu tapi ditolak.

Perilaku suporter Timnas di SUGBK itu berbanding terbalik dengan pendukung Timnas saat bermain di Malaysia. Media komunitas, Harimau Malaya bahkan memberikan pujian saat Indonesia mencukur Brunei Darussalam 7-0.

ADVERTISEMENT

Di Stadion KLFA dalam laga, pendukung Timnas Indonesia justru mau sabar antre masuk stadion. Dukungan tanpa henti selama 90 menit juga disebut menjadi salah satu faktor Indonesia bisa menang dengan skor telak.

Founder Save Our Soccer, Apung Widadi, menilai bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah untuk sepakbola Indonesia. Dia sebenarnya datang ke SUGBK dengan tiket VIP saat Indonesia vs Thailand, tapi memutuskan pulang karena tidak mendapatkan tempat duduk.

"Pertandingan AFF di GBK kemarin antara Timnas dan Thailand kemarin menyisakan Pekerjaan Rumah yang tidak pernah selesai pasca Tragedi Kanjuruhan," kata Apung kepada detikSport.

"Pertama, etika dan tingkah laku suporter masih primitif. Lempar bus Thailand, menonton dengan injak kursi stadion, ada yang lompat pagar bahkan berdiri menonton di atas sound system stadion. Sedih perilaku suporter kita belum dewasa. Kalo benih-benih ini diteruskan, ini bisa memicu tragedi kemanusiaan lagi."

"Kedua, faktor keamanan dan panpel masih payah, tidak menjamin keamanan. Contohnya, saya beli tiket VIP. Masuk gate 44-46 ternyata full, pada berdiri berdesak-desakan, kursi tidak saya dapat. Mengerikan seperti nonton tarkam. Saya tanya keamanan mereka juga bingung. Alasan karena ada rombongan Pejabat jadi tiket VIP tumpang tindih. Kita jadi korban, udah beli tiket tapi gak dapet tempat duduk dan karena merasa berbahaya seperti Kanjuruhan: saya dan istri pulang."

"Keamanan untuk tim tamu juga tidak diperhatikan oleh Panpel. Buktinya Bus Thailand di lempar batu. Sungguh memalukan tidak mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Saya kok sedih ya dengan masa depan sepakbola Indonesia ke depan. Tidak ada jaminan keselamatan saat menonton bola di stadion."

"Sepertinya petugas keamanan, panpel dan panitia lainya hanya gimmick saja pencitraan seolah olah Tragedi Kanjuruhan sudah diantisipasi di GBK. Nyata nya masih mengerikan."

"Bangsa ini mudah sekali melupakan Tragedi Kanjuruhan dengan gimmick dan pencitraan," kata dia menambahkan.

Pekerjaan rumah ini harus segera diselesaikan oleh para pemangku kebijakan sepakbola nasional. Jangan lupa, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

----

Ikuti berita menarik detikSport lainnya di Google News.

(cas/krs)

Hide Ads