Anarko Susupi Demo di Kantor Arema? Ini Momen Aremania Kompak Bersatu

ADVERTISEMENT

Anarko Susupi Demo di Kantor Arema? Ini Momen Aremania Kompak Bersatu

Kris Fathoni W - Sepakbola
Rabu, 01 Feb 2023 13:00 WIB
Demo Aremania ricuh
Kantor Arema FC rusak saat demo ricuh. Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim
Jakarta -

Demo ricuh di kantor Arema FC kini memunculkan dugaan disusupi kelompok Anarko. Di sisi lain, hal itu menjadi momentum buat Aremania sejati untuk bersatu menebalkan kekompakan.

Pihak kepolisian terus melakukan pendalaman terhadap aksi demonstrasi suporter, yang berujung ricuh, di kantor Arema FC, kota Malang, pada akhir pekan. Tujuh orang sudah dijadikan tersangka.

"Ada pembagian tugas dari saudara Feri (Krisdiyanto) terhadap dari aksi tersebut. Sehingga ada aksi dan ini sudah terencana. Ada beberapa perintah dari saudara Feri, untuk membawa flare, cat, membawa bom asap," ujar Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto dalam konferensi pers di Mapolresta Jalan Jaksa Agung Suprapto, Selasa (31/1).

Selain dugaan bahwa kericuhan itu sudah direncanakan, pihak kepolisian juga menduga aksi demonstrasi sudah disusupi oleh Anarko. Hal itu terindikasi dari adanya atribut anarko dalam barang bukti yang disita dari tujuh tersangka.

"Kami sampaikan ada slogan bendera Anarko. Ini identik, akan kami dalami. Kami terus dalami, kami tidak akan memberikan ruang di Kota Malang ini bagi pelaku-pelaku anarkis, akan kami kejar terus. Tidak menutup kemungkinan pelaku akan bertambah terus," jelas Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto.

Demo Ricuh Nodai Kenangan Tragedi Kanjuruhan, Coreng Citra Aremania

Aksi demo yang berujung ricuh itu, sehingga kantor Arema FC menjadi sasaran perusakan, sebelumnya juga sudah mengundang keprihatinan elemen-elemen Aremania. Apalagi ada momen logo klub Arema FC diinjak-injak massa.

"Tak seharusnya lah melakukan yang seperti itu, apalagi kalau melihat video yang beredar logo Arema FC yang mereka pijak-pijak, suporter sendiri merusak logo yang selama ini mereka idam-idamkan, mereka cintai bahkan bertaruh nyawa, ya miris sih gitu," ucap Ketua Umum Aremania Kota Medan Ahmad Romika.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tindakan menginjak logo Arema FC pada demo ricuh tersebut bagaikan menodai kenangan Tragedi Kanjuruhan yang sudah memakan korban jiwa Aremania ketika mendukung klub kesayangannya.

"Kalau menurut aku sih nggak sepatutnya (injak logo Arema), karena gini berkaca kepada kasus yang kemarin yang meninggal 135 orang, mereka itu mendukung klub yang mereka cintai," bebernya.

Sehubungan dengan itu, pada hari Selasa (31/1) kemarin sekitar seratusan Aremania juga mendatangi kantor Arema FC yang sebelumnya dirusak massa. Mereka mengecam aksi ricuh dalam aksi demo di akhir pekan, apalagi sampai merusak logo klub yang sudah didukung habis-habisan oleh suporter termasuk para korban Tragedi Kanjuruhan.

"Logo kita dihancurkan oleh teman kita sendiri. Logo ini nggak bersalah, teman kita banyak yang meninggal karena membela logo ini. Itu pengkhianat Arek Malang. Saya tidak dendam ke beliau, tapi jangan sampai logo ini dirusak," ucap salah satu dirijen Aremania, Yuli Sumpil, yang hadir di lokasi.

Aremania memasang logo di kantor Arema FCAremania memasang logo di kantor Arema FC. Foto: (Muhammad Aminudin/detikJatim)

Momen Aremania Tepat Rapatkan Barisan

Sikap sebagian besar Aremania, yang bukan cuma menyayangkan demo ricuh di kantor Arema FC tapi juga merespons dengan menjaga semangat persatuan, mendapat apresiasi dari Budi Setiawan, Founder Football Institute.

"Tentu saja tindakan brutal ini membuat citra Arema semakin terpuruk baik di tingkat lokal kota Malang maupun di tingkat nasional. Sehingga cukup masuk akal bila muncul berbagai penolakan atas tindakan anarki kemarin dari komunitas-komunitas Aremania lainnya," ujarnya dalam pernyataan yang diterima detikSport.

"Munculnya komitmen bersama dari komunitas-komunitas Aremania untuk melihat persoalan keterpurukan klub lebih jernih dan rasional menunjukkan bila mayoritas warga Malang, suporter dan suporter simpatisan masih menyimpan ekspektasi (harapan) tinggi untuk bangkitnya kembali Arema FC."

Ia menambahkan, sikap sejumlah elemen Aremania untuk berkomitmen menyelesaikan persoalan yang melanda klub mereka dalam kerangka persatuan (kebersamaan) bisa menjadi contoh bagi pengurus, suporter, dan pemerintah dalam menyelesaikan PR-PR besar persepakbolaan Indonesia

"Ini adalah titik balik persatuan Aremania, yang tersadar bahwa dalam kesedihannya karena tragedi Kanjuruhan ternyata dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan klub Arema FC, Aremania, dan kota Malang. Arema FC diyakini akan bangkit jika seluruh Aremania sejati bersatu dan tidak mau diadu domba."

Budi Setiawan pun menegaskan bahwa aksi-aksi kekerasan dan anarkistis, apalagi yang berujung pada pelanggaran hukum, wajib ditindaklanjuti dalam jalur hukum pula.

"Tujuannya agar aksi-aksi kekerasan dalam dunia sepakbola baik yang dilakukan oleh pengurus, pemain, klub, dan suporter ini tidak menjadi semacam 'culture of omission' atau budaya pembiaran, yang kemudian dianggap lumrah dalam dunia sepakbola kita," tegasnya.

(krs/nds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT