Pengalaman Erick Thohir di sepakbola internasional disebut sebagai modal lebih untuk memimpin PSSI. Menteri BUMN itu dinilai menjadi calon kuat Ketum PSSI.
Erick Thohir pernah menjadi pemilik saham mayoritas raksasa Italia Inter Milan. Selain itu ia juga pernah memiliki saham di klub Major League Soccer yakni DC United.
Mantan manajer timnas Indonesia pada SEA Games 1991, IGK Manila, mengapresiasi munculnya nama Erick Thohir sebagai calon ketua umum PSSI. Menurut Manila, Erick punya rekam jejak yang sudah teruji hingga ke sepak bola internasional.
"Erick sudah malang melintang dalam dunia sepak bola internasional ataupun nasional," kata Manila dalam keterangannya.
Menurut Manila, sepakbola Indonesia memang harus menjadikan sepakbola internasional sebagai contoh. Menurutnya, PSSI ke depan mesti memahami betul sepakbola modern yang mengombinasikan sisi olahraga dan keilmuan sehingga perlu pengurus yang memahami sepakbola modern.
"Kita belajar dari ragam best practices kompetisi di negara maju sepakbola dan menyusun standar yang kontekstual dan kompetitif. Beberapa kecenderungan di kita, terkait dengan benchmarking (tolok ukur) ialah standardisasi administratif dan minim kajian mendalam," ujarnya.
"Saat ini, misalnya, sepakbola telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dengan keterlibatan sains dan dunia akademik sudah tak bisa disepelekan. Kompetisi antarklub di Eropa, misalnya, dikembangkan dengan memanfaatkan ragam sumber informasi dan diolah menggunakan metode statistik yang canggih," tuturnya.
Baca juga: Daftar Final 76 Calon Exco PSSI |
Dengan pemahaman yang utuh soal sistem sepakbola modern, Manila yakin akan berbuah pada prestasi. Manila yang merupakan manajer terakhir yang mampu mengantarkan gelar juara bagi timnas Indonesia memandang, pembinaanlah yang akan menjadi kunci dari prestasi. Dengan pembinaan yang baik, Manila yakin penantian prestasi timnas yang terakhir kali meraih gelar juara pada Sea Games 1991 bisa segera terwujud.
"Kualitas tidak bisa dikejar dengan jalan pintas. Setahu saya, negara manapun dunia, termasuk ASEAN, yang berhasil membangun sepakbola mereka berkomitmen menjalankan pembinaan dengan berbagai cara," ujarnya.
Sebagaimana halnya para pemain, kata Manila, para pengurus PSSI ke depan juga harus memiliki motivasi yang murni soal sepakbola. Sepakbola Indonesia benar-benar diurus orang yang teruji komitmen serta rekam jejaknya.
Terkait kompetisi, Manila menilai liga ke depan harus berjalan simultan. Dia mengusulkan adanya penyederhanaan jumlah peserta liga agar kompetisi lebih praktis dan efisien.
"Kompetisi yang harus diikuti setiap klub harus dibatasi jumlahnya sebab perbaikan kualitas pemain tidak bisa dikatakan berbanding lurus dengan jumlah kompetisi yang diikuti. Justru perkembangan mereka akan pesat jika pembinaan dan kompetisi berjalan simultan," ucapnya berpesan.
(aff/krs)