Mimbar Gagasan Para Calon Exco PSSI

Mimbar Gagasan Para Calon Exco PSSI

Muhammad Robbani - Sepakbola
Senin, 13 Feb 2023 23:40 WIB
PSSI Pers
Foto: dok. PSSI Pers

Sementara Arif Putra menekankan pentingnya pembangunan industri sepakbola. Hal itu bisa dipahami dari latar belakangnya yang merupakan CEO dari Nine Sport, sebuah event organizer (EO) yang berpengalaman mendatangkan klub-klub sepakbola Eropa ke Indonesia.

Berdasarkan pengalamannya mendatangkan klub-klub top ke Indonesia, sedikit-banyaknya bisnis sepakbola sudah ia pahami. Menurutnya, Indonesia masih jauh dari industri sepakbola sebagaimana yang sudah terjadi di Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya punya pengalaman di bisnis sepak bola selama 10 tahun. Ingin menjadikan PSSI milik bersama, memajukan sepakbola Indonesia bersama-sama. Punya tagline atau program PSSI 2.0. Inti masalah sepakbola berkaitan dengan ekonomi atau daya beli masyarakat. Dua negara dengan sepakbola maju, Inggris dan Jerman tingkat ekonomi jauh lebih baik dari Indonesia," ucap Arif.

"Daya beli masyarakat berkaitan dengan ini, khususnya dari piramida paling bawah bahwa banyak masyarakat Indonesia dari klaster tersebut merupakan penonton sepak bola Indonesia. Sebagai cermin sebuah bangsa, dengan program PSSI 2.0 ingin menjadikan sepak bola sebagai kendaraan menuju Indonesia Emas 2045. Dalam 3 tahun standardisasi sepak bola Indonesia akan sama dengan Jepang, begitu juga kualitas kompetisi, kualitas klub, dan kualitas tim nasional. Better Indonesia to Football," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Bambang Nurdiansyah selaku pelatih kemudian menekankan pentingnya standarisasi buat juru taktik buat Indonesia. Beda lagi dengan Hamka Hamzah yang meminta para pemangku jabatan sepakbola Indonesia untuk belajar dengan negara lain, tak perlu jauh-jauh ke Eropa katanya.

Annisa Zhafarina kemudian menyebut tiga aspek penting yang dinilainya perlu diperhatikan. Terakhir M Kahar angkat bicara soal masalah wasit yang selama ini terus menjadi sorotan di sepakbola Indonesia.

"Harus ada standarisasi kepelatihan. Selesaikan persoalan lisensi kepelatihan. Ada diskriminasi/perbedaan antara pelatih asing dan lokal. Sarana dan prasarana untuk Latihan diperhatikan. Elite Pro Academy harus dijalankan dengan baik supaya ada regenerasi dan pembinaan yang jelas," ujar Bambang Nurdiansyah.

"Kalau ingin sepak bola Indonesia maju, kualitas kompetisi harus diperbaiki. Simpel. Tidak perlu jauh-jauh ke Eropa contoh kompetisi, yang dekat saja di Malaysia dan Thailand. Lanjutkan Liga 2 dan Liga 3. Pengurus PSSI harus punya niat memajukan sepak bola. Jangan sepakbolanya 30 persen, 70 persennya politik. Seharusnya di balik. Di Inggris, kompetisinya yang dikenal bukan pengurusnya. Kalau di Indonesia, pengurusnya yang dikenal bukan kompetisinya," ucap Hamka.

"Rakyat itu mengandalkan PSSI untuk tiga hal; Kompetisi, Pembinaan usia muda, dan Prestasi timnas. Kalau dilihat sekarang, PSSI sekarang sudah beri perhatian ke Timnas dan pembinaan usia dini sudah dibantu klub. Kompetisi, ini sampai sekarang masih berjalan belum sempurna, jauh dari sempurna. Contoh Liga 2 & 3 tak jalan, ketidakjelasan di usia muda, dan kualitas wasit. Juga pengaturan skor judi dan lain-lain. Atensi saya, mohon kompetisinya. Atensi lebih kepada Asprov yang perlu mendukung jalannya kompetisi," ucap Annisa.

"Masalah wasit itu kompleks. Wasit itu tidak berdiri sendiri, wasit masuk dalam komponen pertandingan. Wasit juga perlu pembinaan, baik melalui Asprov, maupun Askab karena wasit itu ditempa di situ. Jadi wasit saya harap semua calon di sini memperhatikan pembinaan. Wasit di daerah itu harus berjenjang ke level nasional sehingga kita dapat wasit kompeten yang baik," ucap M Kahar.

"Sekarang sudah baik, tapi dalam setiap pertandingan fokus balik ke individu sendiri. Setiap kita sudah push dengan pelatihan, balik lagi ke fokus dan konsentrasi pribadi dalam. Saya sebagai pembina, instruktur, kita push terus pembinaannya. Kalau wasit tidak ada pelatihan, sama kayak kemarin. Wasit juga butuh pertandingan. Jadi makin banyak wasit kompeten, makin banyak bersaing. Wasit wasit ke depannya kita harus fokuskan Kita harus membina SDM dulu, perbaikan, pelatihan-pelatihan juga bisa," ujarnya


Hide Ads