Eks Komite Etik FIFA: Iwan Bule Tak Pantas Terus Disalahkan

ADVERTISEMENT

Eks Komite Etik FIFA: Iwan Bule Tak Pantas Terus Disalahkan

Randy Prasatya - Sepakbola
Selasa, 28 Feb 2023 23:00 WIB
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, atau biasa disapa Iwan Bule.
Foto: Mercy Raya/detikSport
Jakarta -

Mantan Komite Etik FIFA, Dali Tahir, menegaskan Mochamad Iriawan sejatinya tidak bisa disalahkan terkait Tragedi Kanjuruhan. Namun, Iriawan tetap berani legowo meninggalkan PSSI.

Tragedi Kanjuruhan terjadi selepas peluit akhir laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Gas air mata dilepaskan pihak kepolisian ke arah tribune penonton, yang berakibat tewasnya 135 orang.

Arema FC sudah dijatuhkan hukuman oleh Komdis PSSI dengan larangan bermain di kandang dan harus mengasingkan diri dari Malang sejauh 250 kilometer. Ada pula denda yang ditanggung Arema FC sebesar Rp 250 juta.

Dalam lingkup sepakbola, PSSI sudah memberikan hukuman. Namun, PSSI tidak bisa masuk ke ranah hukum positif/negara. Pada prosesnya, sudah ada tiga polisi yang menjalani persidangan di pengadilan negara Surabaya dalam kasus Tragedi Kanjuruhan.

"Sepakbola itu menganut dua hukum: positif dan statuta. Kejadian itu terjadi setelah 90 menit, maka setelah itu tidak ada tanggung jawab PSSI. Federasi sepakbola tidak bisa mengerahkan keamanan atau aparat. Bahwa penonton masuk lapangan, itu sudah tanggung jawab dari keamanan," kata Dali Tahir menyikapi nama Iwan Bule kembali ditarik-tarik lagi ke Tragedi Kanjuruhan.

"Dalam hal ini kita harusnya berpegang oleh aturan sepakbola, yaitu statuta. Di sana sudah diatur tata cara keamanan dari pertandingan sepakbola. Satu hari sebelum pertandingan seharusnya ada rapat antara panitia penyelenggara dengan pihak keamanan."

"Kalau pendapat saya, ini sama sekali tidak ada kesalahan PSSI. Apalagi kita harus menghargai tindakan-tindakan ketua umum PSSI pada saat itu Pak Iwan Bule yang memberikan perhatian luar biasa ke korban Kanjuruhan."

Iwan Bule sejatinya langsung terbang ke Malang saat tahu ada Tragedi Kanjuruhan. Mantan Kapolda Metro Jaya itu selama sekitar satu pekan mengunjungi keluarga korban untuk memberikan perhatian ekstra.

Tragedi Kanjuruhan juga memaksa Iwan Bule untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dengan agenda pergantian pengurus PSSI. Iwan Bule mengambil keberanian untuk menuntaskan masa jabatannya lebih cepat juga karena merujuk rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan.

Andai Iwan Bule tak memutuskan KLB dan memilih mempertahankan posisinya, kompetisi sepakbola di Indonesia tak dapat izin untuk digulirkan. PSSI kemudian bersurat ke FIFA, namun Dali Tahir sempat menilai balasan surat sangat janggal.

"Jangan-jangan ini cara untuk menjatuhkan kredibilitas ketua umum PSSI pada saat itu. Menurut saya dengan mencoba menarik-narik lagi mantan ketua umum PSSI ke dalam masalah Kanjuruhan tidak bisa diterima. Toh, tidak ada salah dia. Memangnya Pak Iwan Bule punya hak untuk memerintah polisi untuk menembak gas air mata? Kapolri juga sudah menyatakan minta maaf karena kejadian Kanjuruhan akibat gas air mata. Selesai dong masalahnya?" Dali menegaskan.



Simak Video "Buka-Bukaan Iwan Bule, Dari PSSI hingga Siap Maju untuk Jabar 1"
[Gambas:Video 20detik]
(ran/mrp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT