Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung diyakini mendapat catatan paling parah buat Piala Dunia U-20 2023. LOC dan PSSI upayakan tetap lolos verifikasi.
Yang menjadi catatan FIFA buat SJH adalah permukaan lapangan permainan dan drainase. Masalah ini harus diatasi dalam waktu yang relatif singkat.
Sebab FIFA dijadwalkan akan mengecek ulang enam venue Piala Dunia U-20 pada 21-27 Maret mendatang. Itu artinya hanya ada waktu sekitar 9-15 hari mendatang untuk membereskan itu semua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Kementerian PUPR dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung sudah melakukan perbaikan untuk memastikan tidak ada genangan air saat hujan datang. Dalam sejumlah uji coba, permasalahan satu ini sudah teratasi.
Sementara pengerjaan infrastruktur penunjang masih berproses, akhir Maret ini diyakini kekurangan yang ada sudah bisa dibereskan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi saat melakukan renovasi. Salah satunya adalah perbedaan standar infrastruktur yang digariskan FIFA.
Contohnya lintasan lari di area yang mengelilingi lapangan wajib ditutup oleh rumput sintetis. Permintaan FIFA sedang dalam proses pengerjaan, diprediksi pada 20 Maret sudah tuntas 100 persen.
Berbeda dengan di Palembang, tidak ada catatan berkaitan dengan lapangan latihan. Area steril sudah dari khalayak. Tak perlu ada area terbuka yang harus ditutup buat kepentingan privasi tim-tim yang memakainya.
"Pemda Jabar sudah berkomitmen membereskan semua sesuai deadline, agar saat FIFA hadir semua beres dan hasilnya maksimal," kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam pernyataannya.
"Kejuaraan U-20 ini event yang terakhir datang di Asia Tenggara itu 23 tahun lalu, dan belum tentu datang lagi ke Indonesia. Jadi ini perlu keseriusan. Saya akan mendorong sekuat tenaga agar stadion ini bisa lolos verifikasi FIFA," ujarnya.
Sebenarnya SJH berpengalaman menggelar event-event sepakbola berskala internasional. Venue yang diresmikan pada Januari 2003 itu pernah jadi salah satu tuan rumah Piala Asia 2007.
Stadion berkapasitas 35 ribu penonton ini juga beberapa kali menghelat laga-laga internasional level AFC yang melibatkan Timnas Indonesia berbagai level. Di level domestik stadion satu ini juga kerap dipakai bertanding klub kebanggaan warga Jawa Barat, Persib Bandung.
"Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menjadi komitmen sama-sama, pemerintah pusat dan juga pemda. Ajang ini event kedua terbesar di FIFA, bintang besar layaknya Diego Maradona lahir dari turnamen ini. Di Indonesia akan nanti banyak pesepakbola bintang yang akan lahir," ucap Erick Thohir.
"Menjadi tuan rumah adalah momen yang tepat buat kita memperlihatkan ke dunia bahwa Indonesia siap. Sebagai catatan PSSI pada 2019 berencana mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Ujian agar bisa sukses di masa depan ya Piala Dunia U-20 ini," tutur Erick Thohir.
"Kalau kita tidak lolos ujian, masak 2034 kita masih nekat mengajukan diri. Event Piala Dunia U-20 amat penting buat bangsa kita. Ini harus jadi gerbang pembuka bukan malah gerbang penutupan," ucapnya.
(cas/nds)