Laga pekan ke-32 Liga 1, Selasa (4/4/2023), sempat terhenti sekitar 10 menit menjelang ke 10 menit akhir laga akibat kericuhan suporter. Laga terhenti karena wasit menilai situasi tidak kondusif.
Menurut laporan, kedua kubu kelompok suporter saling serang di antara tribune kosong yang memisahkan mereka. Kursi stadion dilaporkan berterbangan karena dijadikan objek untuk lemparan, ada juga ledakan suara petasan.
Pihak keamanan sampai harus masuk ke tribune untuk mengamankan situasi. Setelah mereda, laga kemudian dilanjutkan dan berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan Persib atas Persis.
Bagi Persib, kemenangan ini terasa ternoda. Tambahan tiga poin yang begitu penting untuk mempertahankan posisi runner-up, dirusak suasana tak kondusif karena ulah suporter.
"Persib sama sekali tidak mentolerir tindakan kekerasan atau anarkis yang dilakukan oleh oknum suporter. Persib selalu menjunjung tinggi sportivitas, baik di dalam maupun luar lapangan untuk menciptakan iklim sepakbola yang damai, aman dan nyaman," kata Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) dalam pernyataan resminya.
"Dengan begitu, sepakbola bisa dinikmati oleh semua kalangan. Kami tentunya mengutuk keras tingkah laku anarkisme yang dilakukan oleh oknum suporter. Mereka tidak pernah belajar dan mau sampai kapan bisa berubah kalau mentalitasnya tidak memiliki jiwa sportivitas seperti ini?" ujarnya kecewa.
Sementara Persis mendukung pengusutan para pelaku kerusuhan. Apa yang terjadi di Stadion Pakansari dinilai sudah terlalu jauh keluar dari jalur sportivitas dan bahkan diwarnai kekerasan.
Mereka juga siap menerima apabila pada akhirnya mendapat sanksi. Diharapkan ada efek jera agar hal seperti tak pernah terulang lagi.
"Persis tidak menoleransi segala bentuk kekerasan di dalam sepakbola. Dan mendukung segala penegakan hukum atau sanksi sebagai konsekuensi atas kegagalan untuk menciptakan situasi kondusif di dalam stadion," tulis pernyataan Persis. (aff/adp)