PSSI Diingatkan Pentingnya Membangun Museum Sepakbola

Muhammad Robbani - detikSepakbola
Selasa, 18 Apr 2023 06:45 WIB
Diskusi sepakbola bersama PSSI. (Foto: Muhammad Robbani/detikSport)
Jakarta -

PSSI diingatkan untuk bisa membangun sebuah museum sepakbola. Hal itu dinilai penting untuk mengingat masa lalu dan demi menatap ke depan.

Hal itu diutarakan pengamat sepakbola, Hardimen Koto. Ia menilai, Indonesia sebagai negara penggila sepakbola sudah selayaknya punya monumen untuk mengingat pejuang terdahulu.

Sepakbola Indonesia sendiri punya perjalanan yang cukup panjang. PSSI berdiri pada 1930, jauh lebih dulu sebelum kemerdekaan Indonesia. Saat masih di bawah kolonisasi Belanda, Indonesia pernah tampil di Piala Dunia 1938 dengan nama Hindia Belanda.

Sepakbola Indonesia juga punya banyak cerita, salah satunya punya kisah Timnas Indonesia nyaris lolos ke Piala Dunia 1986. Cerita-cerita itu jarang dikenang karena minimnya akses terhadap hal tersebut.

"Sepakbola itu seksi, satu hal yang menarik, saya punya usul PSSI bikin museum, museum adalah past to the future, dalam museum banyak yang bisa kita ambil, saat Hindia Belanda kita ke Piala Dunia. Atau 1976 katanya 175 ribu penonton membludak, kemudian kita kalah lawan Korea Utara," kata Hardimen Koto dalam diskusi Turun Minum PSSI Pers, Refleksi 93 tahun PSSI yang didukung Nendia Primarasa pada, Senin (17/4/2023).

"Tahun 1986 kita punya timnas terbaik yang dapat peringkat 4 Asian Games dan nyaris ke Piala Dunia. 1987 dapat emas SEA Games, 1991 juga ada Toyo (Haryono) dkk meraih medali emas yang tidak didapatkan dengan gaya main asik, modalnya fisik dan menang adu penalti, tapi itu sejarah dan sampai sekarang belum ada lagi," ujarnya menambahkan.

Meski Timnas Indonesia belum meraih prestasi membanggakan di pentas dunia, tetap banyak kisah-kisah yang patut dikenang. Banyak lagi cerita Timnas Indonesia yang tidak terdokumentasi dengan baik.

Negara-negara besar sudah menyadari betapa pentingnya menghargai sejarah. Dari sana publik bisa refleksi untuk menatap ke masa depan sepakbola yang lebih baik dan meraih prestasi.

"Kita lolos empat kali Piala Asia dan sebentar lagi lolos kelima kalinya. Tidak ada yang tahu bagaimana kita bisa tiba di Qatar (Piala Asia 2023), lolos lewat tiga putaran dengan tiga pelatih (Simon McMenemy, Bima Sakti, Shin Tae-yong) dengan 86 pemain. Itu yang saya bilang PSSI harus punya museum," tutur Hardimen.

"Kita nggak pernah tahu (Olimpiade) 1956 di Melbourne, Pak Maulwi Saelan cerita saat pertandingan replay lawan Uni Soviet, jersey Indonesia warna merah tiga robek tidak bisa dipakai. Saelan cerita ke saya, Soviet menyumbang tiga jersey, itu harus dicari lalu tempatkan di museum," tutur pria yang juga wartawan sepakbola senior itu.

"Drama kompetisi era Perserikatan, Galatama sampai penggabungan Liga Indonesia sampai sekarang ada deretan trofi dan desainnya kan beda-beda, sekarang trofinya di mana? Bikin tim untuk cari itu! Saya sudah berkunjung ke FIFA museum, merinding saya. Saya ke museum JFA di Tokyo juga merinding. Thailand punya museum, kita Indonesia banyak historinya, tapi di mana museumnya?"



Simak Video "Video Erick Thohir ke Suporter Soal Elkan Baggott: Jangan Nyinyir!"

(yna/yna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork