Catatan Piala Dunia U-17: Merasakan Turnamen Kelas FIFA di Indonesia

Piala Dunia U-17

Catatan Piala Dunia U-17: Merasakan Turnamen Kelas FIFA di Indonesia

Muhammad Robbani - Sepakbola
Selasa, 14 Nov 2023 21:40 WIB
Suasana Piala Dunia U-17
Foto: Muhammad Robbani/detikSport

Fasilitas Media Center

Sehari setelah pertandingan, Sabtu (11/10), semua tim memilih menggelar latihan tertutup. Kebanyakan jurnalis pun memilih untuk pergi ke Media Center yang lokasinya mengambil tempat di Grand Swiss-Belhotel Darmo, Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana ada banyak fasilitas yang disediakan, mulai dari sejumlah perangkat personal computer, internet berkecepatan tinggi, kursi pijat, snack yang tersedia sepanjang hari, dan makan siang-malam dengan menu khas hotel.

Ada banyak televisi di sana yang semuanya menyaksikan laga-laga Piala Dunia U-17. Plus satu layar super besar untuk menyaksikan laga-laga utama yang paling banyak mendapat perhatian.

ADVERTISEMENT
Suasana Piala Dunia U-17Layar besar untuk menonton laga di Media Center (Foto: Muhammad Robbani/detikSport)

Di media center itu, juga menjadi tempat narasumber datang untuk memberikan keterangan pers sekaligus memberikan update terkini seputaran Piala Dunia U-17. Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri adalah salah satunya yang memberikan update seputaran Timnas U-17 sehari pasca laga Timnas U-17 Vs Ekuador.

Official Training Timnas Indonesia U-17 di Lapangan A GBT

Sehari setelahnya tim-tim kembali membuka latihannya terbuka untuk media, tapi tetap hanya untuk 15 menit awal. Kali ini Timnas U-17 berlatih di Lapangan A GBT, di sebelahnya ada Lapangan B dan Lapangan C yang juga digunakan peserta Grup A lainnya untuk menggelar latihan.

Penjagaan ketat kembali dilakukan, satu per satu petugas memeriksa kelengkapan identitas para jurnalis. Tak ada alasan yang bisa ditolerir, tanpa ID terakreditasi, dilarang masuk area latihan.

Masuk ke dalam, Kualitas lapangan A kembali membuat takjub. Menggunakan rumput jenis zoysia matrella, Lapangan A benar-benar sedap dipandang mata dan terlihat begitu dinikmati para pemain Timnas U-17 yang berlatih di sana.

Kekurangan hanya satu, lokasinya sangat dekat dengan tumpukan sampah di TPA Benowo. Bau sampah begitu terasa, tak terbayangkan seperti apa kalau tidak ditutup dan diguyur hujan.

Menjelang latihan selesai, ada sedikit situasi hectic terjadi. Panitia mengerubungi salah satu kendaraan awak media nasional yang diduga melakukan pelanggaran.

Suasana Piala Dunia U-17Lapangan A (Foto: Muhammad Robbani/detikSport)

Usut punya usut, hanya satu orang yang punya identitas terakreditasi dari total tiga orang yang datang. Mereka juga melakukan pelanggaran dengan menggunakan drone untuk mengambil suasana di sekitaran lokasi latihan.

"Cabut saja ID-nya," teriak salah satu panitia dengan suara lantang yang gusar dengan situasi tersebut.

Timnas Indonesia U-17 Vs Panama

Satu hal berbeda lainnya di gelaran Piala Dunia U-17 bagi jurnalis adalah tidak digelarnya sesi konferensi pers pra dan pasca pertandingan. Kesempatan untuk mengorek informasi dari tim hanya bisa dilakukan saat latihan terbuka dan di mixed zone pasca pertandingan.

Uniknya lagi beberapa volunteer akan mendata beberapa jurnalis menjelang laga berakhir untuk menanyakan siapa (pelatih & pemain) yang mau mereka panggil di mixed zone. Sementara pemain atau pelatih pun tidak punya kewajiban untuk memberikan komentarnya di mixed zone.

Semua dikembalikan ke kerelaan pemain atau pelatih. Tapi kebanyakan pemain dan pelatih tidak pernah menolak ketika dihentikan jurnalis untuk dimintai keterangannya.

Tak terasa sudah enam hari di Surabaya merasakan segala dinamika yang terjadi di Piala Dunia U-17. Masih ada tiga hari lagi menjelang berakhirnya persaingan di Grup A.

Tapi pengalaman merasakan suasana Piala Dunia dengan standarisasi FIFA sedikit-banyak sudah memberikan gambaran. Ajang ini memberikan banyak pelajaran yang harus dimanfaatkan Indonesia untuk mengembangkan sepakbola, baik secara penyelenggaraan dan pembinaan.


(aff/cas)

Hide Ads