.webp)
Piala Asia 2023 digelar pekan depan. Fokus Timnas Palestina terpecah, memikirkan turnamen atau perang yang masih terus berkecamuk di negaranya.
Piala Asia 2023 digelar mulai 12 Juni mendatang di Qatar. Palestina tergabung di Grup C bersama Iran, Uni Emirat Arab, dan Hong Kong.
Jelang turnamen penting itu, Palestina terbagi fokusnya. Salah satu hal yang mengganjal tentu kondisi negaranya yang sedang tidak baik-baik saja.'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palestina sedang digempur Israel sejak Oktober lalu, dan belum ada tanda-tanda situasi panas bakal mereda. Beberapa pemain menjadi korban langsung dari perang itu.
Sanak saudara hingga kerabat pemain Timnas Palestina banyak yang menjadi korban dari situasi itu. Hal yang membuat fokus para pemain terbelah menuju Piala Asia 2023.
"Semua orang terpaku pada berita, sebelum dan sesudah latihan, baik di bus atau di hotel," kata pelatih Makram Daboub, dilansir TRT World.
Perasaan cemas menggelayuti skuad berjuluk Singa Kanaan. Terlebih, invasi yang terjadi membuat banyak fasilitas sepakbola hancur, hingga kompetisi yang disetop sehingga persiapan terganggu.
Menurut catatan Federasi Sepakbola Palestina, sebanyak 1.000 pemuda dan pegiat olahraga menjadi korban dari invasi yang dilakukan Israel. Hal itu yang membuat situasi makin sulit.
"Mereka menderita," kata Daboub.
Palestina, yang lolos ke Piala Asia 2023 lewat jalur kualifikasi tahun lalu, kini bertekad mengibarkan benderanya di panggung tertinggi Asia. Ini kali ketiga Palestina ikut bersaing di Piala Asia, setelah edisi 2015 dan 2019m dengan capaian terbaiknya cuma mentok di fase grup.
Di Piala Asia 2023, Timnas Palestina akan mengawali kiprahnya dengan melawan Iran. Laga digelar di Education City Stadium, Al Rayyan, Qatar, 15 Januari mendatang.
(yna/krs)
