Piala Asia: Pernah Main di A-League, STY Paham Betul Sepakbola Australia

Piala Asia: Pernah Main di A-League, STY Paham Betul Sepakbola Australia

Muhammad Robbani - Sepakbola
Sabtu, 27 Jan 2024 20:20 WIB
Indonesias South Korean coach Shin Tae-yong gestures during the Qatar 2023 AFC Asian Cup Group D football match between Japan and Indonesia at al-Thumama Stadium in Doha on January 24, 2024. (Photo by Giuseppe CACACE / AFP) / The erroneous mention[s] appearing in the metadata of this photo by Giuseppe CACACE has been modified in AFP systems in the following manner: [Indonesias South Korean coach Shin Tae-yong] instead of [Japans coach Hajime Moriyasu]. Please immediately remove the erroneous mention[s] from all your online services and delete it (them) from your servers. If you have been authorized by AFP to distribute it (them) to third parties, please ensure that the same actions are carried out by them. Failure to promptly comply with these instructions will entail liability on your part for any continued or post notification usage. Therefore we thank you very much for all your attention and prompt action. We are sorry for the inconvenience this notification may cause and remain at your disposal for any further information you may require.
Foto: AFP/GIUSEPPE CACACE
Jakarta -

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengaku paham sepakbola Australia. Sebab ia pernah menghabiskan masa akhir kariernya di Negeri Kanguru.

Tim Indonesia akan berhadapan dengan Australia di babak 16 besar Piala Asia 2023. Laga Indonesia vs Australia digelar Stadion Jassim Bin Hamad, Minggu (28/1/2024).

Shin Tae-yong pernah memperkuat Queensland Roar (kini Brisbane Roar) pada 2005. Kemudian juga menjadi asisten pelatih di tim itu sampai 2009.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengalaman bertahun-tahun berkarier di Australia sedikit-banyak memberikan gambaran tentang sepakbola sang lawan Indonesia nanti. Hal ini setidaknya memberikan modal yang cukup bagus buat Indonesia.

"Saya tinggal di Brisbane 4-5 tahun, saya tahu gaya mainnya. Tapi itu juga tergantung pelatihnya, tentang filosofi dan pendekatannya. Itu perbedaannya dulu dan sekarang," kata Shin Tae-yong saat memberikan keterangan, Sabtu (27/1).

ADVERTISEMENT

"Jika dibandingkan dengan dulu dan sekarang, Australia berkembang pesat. Saya ingin memujinya, tapi Australia tetap ada kekurangannya. Saya ingin mencoba mencari cara melawan Australia," ujarnya menambahkan.

Menariknya, karier kepelatihan Shin Tae-yong juga bermula di Australia. Setelah mendapatkan pengalaman yang cukup, ia akhirnya kembali ke Seongnam Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC) dan mengantar tim itu juara Liga Champions Asia 2010 dan Piala FA Korea 2011.

Karena Australia pula Shin Tae-yong gagal menyandang status one-club man, istilah yang disematkan ke seorang pemain yang cuma main untuk satu klub sepanjang kariernya. Sebelum gabung ke Queensland Roar, Shin Tae-yong cuma pernah memperkuat Ilhwa Chunma.

Sementara saat berganti peran menjadi pelatih, Shin Tae-yong tercatat cuma pernah menangani Ilhwa Chunma di level klub. Sampai akhirnya ia mendapat kepercayaan melatih Timnas Korea dan akhirnya ke Indonesia.

(mro/rin)

Hide Ads