Meliburkan kompetisi bisa menjadi solusi kala Liga 1 2023/24 bentrok dengan Piala Asia U-23 2024. Tapi PT LIB masih menimbang-nimbang konsekuensi pembengkakan biaya.
Timnas Indonesia U-23 akan menggelar Pemusatan Latihan (TC) di Dubai, Uni Emirat Arab, mulai 31 Maret. Lalu tampil di Piala Asia U-23 di Qatar yang bakal terselenggara pada 15 April - 3 Mei mendatang.
Di saat yang sama dengan TC Timnas U-23, Liga 1 akan masuk pekan ke-31 mulai 1 April. Kemudian saat fase grup Piala Asia U-23, Liga 1 tengah menggelar laga pekan ke-32 dan ke-33.
Itu adalah pekan-pekan krusial buat klub yang berjuang untuk lolos empat besar demi lanjut ke babak championship series. Begitu juga buat klub-klub yang berjuang lolos dari ancaman degradasi.
Maka dari itu, ada kemungkinan klub bakal keberatan untuk melepas pemainnya ke Timnas U-23. Opsi meliburkan kompetisi pun bisa menjadi pilihan, tapi PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum bisa memastikan akan mengambil pilihan ini dalam diskusinya bersama PSSI beberapa waktu lalu.
"Kami diskusi dan sudah menyampaikan timeline kompetisi karena itu adanya April 15 sampai 3 Mei di mana masa itu krusial. Kalau dimundurkan mungkin kan posisi liga libur tidak masalah, jadi mundur Juni-Juli, konsekuensinya itu," kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus kepada wartawan.
"Tapi kami sampaikan Bulan Maret Kualifikasi (Piala Dunia) lawan Vietnam. Kita main duluan terus away, artinya pertengahan Maret (kompetisi) off, jadi ruangnya sempit. Saya sampaikan seandainya TC bagaimana? Kalau tak ada TC langsung jalan bagaimana?" ujarnya.
Salah satu konsekuensinya adalah pembengkakan biaya operasional kompetisi karena bertambahnya durasi kompetisi. Untuk satu hal ini, PT LIB menjamin masih bisa ditangani.
Tapi pembengkakan biaya bukan cuma akan dialami PT LIB. Klub juga akan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menggaji pemainnya.
LIB tidak masalah, bukan berarti kami kecukupan uang, paling nambah sebulan uang kontribusi. Ini beda dibandingkan operasional klub ada gaji dan sebagainya. kita sudah buat simulasi berdasarkan data itu hampir Rp 100 M sebulan kalau mundur," tutur Ferry Paulus.
"Kalau liga tidak seberapa, Rp 7,5 m dibagi 12, dikali 18. Nah ini poin disampaikan istilahnya nanti dianalisis sama-sama kalau ada analisa lebih jauh kami bicarakan lagi," ucapnya.
(mro/aff)