Maman Abdurrahman dan Rafa Bagai Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

Maman Abdurrahman dan Rafa Bagai Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya

Muhammad Robbani - Sepakbola
Rabu, 01 Mei 2024 18:30 WIB
Maman Abdurrahman, Muhammad Rafa Raditya Abdurrahman
Foto: dok Persija
Jakarta -

Kisah Maman Abdurrahman dan Muhammad Rafa Raditya Abdurrahman bagai 'Buah Jatuh tak Jauh dari Pohonnya'. Ayah dan anak itu sama-sama bermain sebagai bek.

Maman dan Rafa mencetak sejarah sebagai ayah-putra pertama di era Liga 1 yang bermain dalam satu tim di laga yang sama. Hal ini terjadi pada pekan terakhir Liga 1 2023/24 saat Persija Jakarta menjamu PSIS Semarang, Selasa (30/4/2022).

Dalam laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Maman diturunkan dari bangku cadangan pada menit ke-68. Lalu Rafa diturunkan pelatih Thomas Doll pada injury time laga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar tiga menit bagi Maman-Rafa bermain bersama. Meski cuma singkat, setidaknya harapan Maman yang kini berusia 41 tahun, sudah terwujud. Maman pernah mengutarakan harapannya untuk bermain bersama putranya sebelum pensiun.

Maman Abdurrahman, Muhammad Rafa Raditya AbdurrahmanFoto: dok Persija

Rafa, kelahiran 2007, baru berusia 16 tahun dan masih punya perjalanan panjang karier ke depannya. Namun sepertinya ia bakal mengikuti jejak sang ayah yang dikenal sebagai bek tangguh di masa kejayaannya.

ADVERTISEMENT

Maman pernah meraih gelar pemain terbaik Liga Indonesia 2006. Gelar itu membuat Maman menjadi pemain berposisi bek pertama yang pernah meraih penghargaan ini di era Liga Indonesia setelah Nur'alim.

"Kamu terinspirasi siapa? (bertanya ke Rafa), Rafa Alhamduillah bisa mengikuti, sebenarnya saya beruntung karena saya tidak memaksakan dia main bila. Tetapi dia mau menjadi pemain bola," kata Maman.

"Dia latihan sendiri sama adiknya di rumah, main bola sendiri. Akhirnya dari di era COVID-19 saya lihat bakatnya, saya coba pegang dia sendiri alhamdulillah dia berkembang sampai sekarang," ujarnya menambahkan.

Sementara Rafa mengelak bahwa pilihannya pada sepakbola tidak terinspirasi sepenuhnya karena sosok Maman. Hal itu terjadi secara alami, termasuk menjadi bek.

Meski begitu, fakta bahwa Maman yang mengarahkan Rafa untuk menjadi sepakbola tidak bisa terbantahkan. Rafa memulai serius menekuni sepakbola di Sekolah Sepakbola (SSB) dimana Maman menjadi pelatihnya.

"Dulu waktu di SSB bukan bek, saya gelandang, terus waktu itu mau ikut turnamen dan papa (Maman) melatih SSB-nya, papa lihat potensi Rafa, postur Rafa, dipindah ke center back dan sekarang memang maksimal dan potensinya jadi di center back," ucap Rafa.

Lalu Maman mengaku belum puas meski impiannya untuk bermain satu lapangan dengan Rafa sudah tercapai. Ia masih ingin menuntun Rafa di lapangan sampai akhirnya bisa mandiri.

"Mungkin itu akan saya pikirkan setelah dari sini, akan saya pikirkan lagi karena saya merasa masih mau membimbing dia di dalam lapangan. Tapi ketika saya lihat oke Rafa sudah siap untuk saya, lepas sendirian, mungkin saya akan pensiun," tutur Maman saat ditanya potensi pensiun dari dunia kulit bundar.

(mro/aff)

Berita Terkait