2 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Sepakbola Kita Sudah Berbenah?

2 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Sepakbola Kita Sudah Berbenah?

Yanu Arifin - Sepakbola
Selasa, 01 Okt 2024 18:45 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Foto: ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Jakarta -

Dua tahun lalu, tragedi mengenaskan datang dari sepakbola Indonesia. Ratusan orang meninggal dalam sebuah pertandingan. Pascakejadian, apa yang sudah diperbaiki?

1 Oktober 2022, hari kelam menyelimuti Indonesia. Bagaimana tidak, ratusan orang meninggal usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.

Sesaat setelah peluit panjang berbunyi, ratusan suporter masuk ke lapangan. Reaksi petugas keamanan yang kelewat brutal malah menghadirkan huru-hara di dalam stadion.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Represi aparat, yang memukuli suporter dan menembaki gas air mata, membuat ratusan suporter berhamburan dari tribune stadion. Mereka berebut keluar, beradu waktu denga asap pedas gas air mata yang terus mengejarnya ke sela-sela ruangan stadion.

Alhasil, kepanikan melanda penonton, yang di antaranya perempuan serta anak-anak. Mereka jadi berdesakan menuju pintu keluar, yang sayangnya beberapa area justru dikunci.

ADVERTISEMENT

Imbasnya, banyak yang terinjak-injak karena berebut keluar. Ratusan suporter luka-luka dan kehabisan nafas, sampai akhirnya meregang nyawa.

Total, 135 orang meninggal karena kejadian itu. Sementara korban yang luka-luka mencapai 550 lebih.

Usai kejadian itu, sepakbola Indonesia tak dibekukan. Indonesia cuma diberi arahan untuk menggelar laga lebih baik lagi, salah satunya mengatur agar ulah suporter bisa dikendalikan.

Nyatanya, kejadian demi kejadian masih terus terjadi. Beberapa kericuhan masih terlihat di banyak pertandingan sepakbola Tanah Air.

Tahun lalu, keributan banyak terjadi di Liga 1 dan Liga 1. Momen serupa juga terulang tahun ini, dengan terakhir keributan terjadi di laga Persib Bandung vs Persija Jakarta.

Mengingat masalah terus terjadi, cukup layak dikatakan PSSI belum maksimal menjalankan perintah FIFA pascatragedi Kanjuruhan. Founder Save Our Soccer, Apung Widadi, menegaskan federasi tak boleh lalai dalam masalah ini.

"Pertama sedih ya. Dua tahun berlalu seperti biasa saja tidak ada respek dari pihak pihak yang bertanggungjawab terutama pemangku sepakbola Indonesia. Bangsa kita sepertinya mudah sekali lupa pada tragedi-tragedi besar, terutama kemanusiaan, katanya kepada detikSport.

"Kedua, mungkin kita perlu belajar dari peristiwa dua tahun lalu tersebut. Semua pihak, misal PT LIB/PSSI bikin aturan tegas, misal kejadian di Bandung kemarin, perlu jelas penegakan hukumnya agar ada efek jera."

Tak cuma PSSI, suporter juga diharapkan bisa lebih dewasa menyikapi hasil pertandingan. Apung menilai, masalah suporter bisa saja terjadi karena ketidakmerataan kapasitas penonton. Ia mencontohkan perbedaan antara tipe penonton timnas dan klub.

"Suporter sendiri juga harus pintar pintar dan realistis dalam mendukung timnya masing-masing. Jangan sampai tawuran, turun ke lapangan, justru merugikan masa depannya," terangnya.

"Simpel aja deh, semoga atmosfer nonton klub vs klub kebanggaan lokal di liga 1,2,3, suasananya seperti nonton Timnas. Bisa ajak keluarga, kakek, nenek hingga cucu, suami istri bisa kok ngumpul semua. Satu tujuan," katanya.

"Mungkin perbedaan kelas masyarakat (suporter) ini yang perlu dibangun. Penonton timnas biasanya menengah keatas. penonton klub kebanyakan masih anak anak di bawah umur, atau masa remaja yang masih belum tertata etika dan tatacara menontonnya."

"Menonton seperti menonton timnas itu adalah kearifan lokal yang perlu dikembangkan. Jadi alangkah bagusnya konsep "suporter mania" yg penuh persaudadaan era ISL dulu perlu ditumbuhkan kembali. Jangan ikut-ikutan versi luar negeri seperti Ultras dan Curva, yang di negaranya masing-masing mereka sedang di Investigasi terkait keterlibatan mafia dan kekerasan. Suporter Atletico kemarin misalnya, pake masker masuk stadion. Kedepan (hal itu) akan dilarang," ujarnya.

(yna/yna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads