Mejannya Para Penyerang Indonesia di Piala AFF 2024

Mejannya Para Penyerang Indonesia di Piala AFF 2024

Adhi Prasetya - Sepakbola
Minggu, 22 Des 2024 07:00 WIB
Pesepak bola Timnas Indonesia Rafael William Struick (kedua kiri) berusaha melewati tiga pesepak bola Timnas Filipina Michael Tribaco Kempter (kiri), Zico Alika Lefroy Locquiao Bailey (kedua kanan) dan Adrian Cortes Ugelvik (kanan) saat pertandingan Grup B ASEAN Cup 2024 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (21/12/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/agr/rwa.
Rafael Struick gagal mencetak gol selama Piala AFF 2024. Foto: ANTARA FOTO /MOHAMMAD AYUDHA
Jakarta -

Indonesia hanya mencetak empat gol selama fase grup Piala AFF 2024, semua dari para bek. Kegagalan lini depan membobol lawan menjadi sorotan.

Tim asuhan Shin Tae-yong hanya finis di peringkat ketiga Grup B dengan empat poin usai kalah 0-1 dari Filipina di Solo pada Sabtu (21/12) malam WIB. Azkals finis kedua dengan enam poin dan berhak menemani Vietnam yang menjadi juara grup ke semifinal.

Sejak awal, Indonesia yang tampil dengan mayoritas pemain berusia 19-21 tahun diperkirakan akan sulit berbicara banyak di Piala AFF kali ini. Benar saja, apa yang ditampilkan di lapangan terkesan 'mentah'. Punya potensi, namun belum mencapai titik maksimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu hal yang paling mencolok adalah kemampuan dalam menyerang. Indonesia tak sekalipun mencetak gol dari open play dalam empat laga. Bahkan tak satupun penyerang Garuda yang mampu mencatatkan nama di papan skor.

Jika dilihat lebih teliti, Indonesia bukannya tak bisa menciptakan peluang dengan skema open play. Seperti melawan Filipina misalnya, Indonesia paling tidak memiliki lima peluang emas dari Marselino Ferdinan (2), Arkhan Fikri, Hokky Caraka, dan Achmad Maulana yang nyaris menjadi gol.

ADVERTISEMENT

Namun semua itu ditepis kiper atau melenceng dari target. Praktis hanya empat gol yang bisa diciptakan Indonesia selama turnamen, semua dari bola mati, oleh para bek pula.

Gol Asnawi Mangkualam ke gawang Myanmar berawal dari lemparan ke dalam Pratama Arhan, begitu juga gol Kadek Arel dan Muhammad Ferarri ke gawang Laos. Sedangkan gol Ferarri yang satu lagi hadir dari sepak pojok.

Meski terbukti bagus, namun terlalu mengandalkan bola mati membuat Indonesia mudah ditebak. Ditambah ketidakmampuan mencetak gol dari permainan terbuka, malah semakin sulit bagi Indonesia untuk mengunci kemenangan. Dan inilah yang terjadi selama Piala AFF 2024.

Harapan Indonesia untuk memenangi Piala AFF untuk kali pertama pun kandas. Garuda malah mengulang catatan buruk pada 2007, 2012, 2014, dan 2018 saat gagal lolos dari fase grup.

Lihat juga video: Bukan Hanya STY, Pemain Timnas Indonesia Juga Akan Dievaluasi!

[Gambas:Video 20detik]



(adp/mrp)

Hide Ads