Beberapa bintang yang didatangkan klub J. League adalah Zico (Kashima Antlers), Gary Lineker (Nagoya Grampus), Pierre Littbarski (JEF United), Michael Rummenigge (Urawa Red Diamonds), Bismarck Barreto Faria (Verdy Kawasaki), hingga Ramon Diaz (Yokohama Marinos).
Tidak terkecuali buat Flugels yang ikut mendatangkan pemain asing yang beberapa di antaranya berstatus pemain Timnas Brasil seperti CΓ©sar Sampaio. Sayangnya Flugels tidak mampu menutup beban pengeluaran karena jumlah pembeli tiket sedikit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu terjadi karena tren kehadiran penonton di laga-laga J. League mengalami penurunan tajam mulai musim 1995 atau musim ketiga. Dari awalnya rerata penonton di angka 17.976 dan 19.598/laga pada 1993 dan 1994, menjadi 13.353/laga mulai musim 1995.
Penurunan rerata jumlah penonton itu terus berlanjut sampai awal era 2000-an. Klub yang paling terdampak adalah Flugels, yang tidak mampu menyeimbang neraca keuangan antara pendapatan dan pengeluaran.
Sato Labs sebagai salah satu sponsor Flugels memilih cabut. Kondisi itu direspons ANA, sponsor Flugels lainnya, dengan melakukan pertemuan dengan Nissan Motors (sponsor Yokohama Marinos).
Marinos dari kota yang sama dengan Flugels dan lebih populer. Flugels pun akhirnya merger dengan Marinos sehingga klub tersebut menjadi Yokohama F. Marinos-- dimana 'F' merupakan representasi dari Flugels.
Sebelum bubar, Flugels memainkan laga terakhirnya melawan Shimizu S-Pulse pada final Emperor's Cup 1998 yang digelar 1 Januari 1999. Flugels menang 2-1 yang disambut tangisan ribuan suporternya di Tokyo National Stadium.
Tidak terima dengan merger itu, suporter Flugels kemudian mendirikan klub baru yakni Yokohama FC. Fulie, julukan Yokohama FC masih eksis sampai saat ini dan akan menjadi peserta J1 League musim 2025 setelah promosi dari J2 League 2024.
Simak Video "Video: Kelakuan Sandy Walsh Putar Lagu 'Balonku' ke Maarten Paes"
[Gambas:Video 20detik]
(mro/rin)