Ketum PSSI: Presiden Prabowo Jumpa FIFA Bahas RI, Bukan Negara Lain

Muhammad Robbani - detikSepakbola
Selasa, 30 Sep 2025 16:40 WIB
Pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden FIFA Gianni Infantino. Foto: Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Ketum PSSI Erick Thohir merespons tudingan sejumlah pihak di Malaysia, sehubungan dengan sanksi FIFA terhadap Federasi Sepakbola Malaysia (FAM).

Indonesia terseret-seret kasus pemain ilegal naturalisasi Timnas Malaysia. Ada pihak-pihak di Malaysia yang menuding Indonesia ikut terlibat memengaruhi FIFA agar menjatuhkan sanksi kepada Malaysia.

Tuduhan datang dari Tunku Ismail Idris yang merupakan Bos Johor Darul Takzim (JDT) sekaligus eks Presiden FAM. Jurnalis ternama Malaysia juga menggaungkan isu sabotase dari negara lain.

"Jadi nomor satu, saya ingin menyampaikan bahwa Presiden kan sudah mengeluarkan Perpres Nomor 12 Tahun 2025, RPJMM juga sudah masuk 2025-2029, Bapak Presiden ingin standarisasi organisasi olahraga Indonesia itu skala internasional," kata Erick Thohir kepada wartawan, dalam menanggapi tuduhan itu.

"Artinya apa? Bagaimana semua punya KPI, tolak ukur yang jelas, dan jangan sampai atlet menjadi korban. Ini standar yang dilakukan Bapak Presiden. Karena itu Bapak Presiden melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh olahraga di dunia," ujarnya menambahkan.

Tudingan dari Malaysia ke Indonesia antara lain diduga karena anggapan Erick Thohir dekat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino. Selain itu Presiden RI Prabowo Subianto juga belum lama ini bertemu dengan orang nomor 1 Badan Sepakbola Dunia itu. Bahkan secara spesifik Tunku Ismail mempertanyakan pertemuan Prabowo dengan Infantino di New York.

Dengan tegas, Ketum PSSI menyebut bahwa hal itu tidak ada urusannya dengan Malaysia. Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino semata-mata membahas persepakbolaan Indonesia, bukan negara lain!

"Memang diawali dengan FIFA, nanti ada IOC, dan ada yang lainnya. Pembicaraan Bapak Presiden dengan Presiden Gianni jelas, Bapak Presiden bicara mengenai sepakbola Indonesia, tidak bicara mengenai negara lain," ucap Ketum PSSI Erick Thohir.

"Satu di antara pembicaraanya bagaimana FIFA Academy bisa ada di Indonesia. Karena ini sebagai sistem pembangunan untuk usia dini. FIFA akan mendorong kejuaraan dunia U-15 yang jumlahnya delapan lawan delapan. Jadi ini sistem yang baru," tuturnya.

"Jadi pembicaraan Presiden seperti itu. Lalu kami dari Kemenpora atau saya pribadi, kita tentu harus menghargai semua negara di Asia Tenggara ketika ingin olahraganya maju. Kita harus hargai," kata Erick, yang baru-baru ini juga diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia.



Simak Video "Video: Malaysia Seret RI soal Sanksi FIFA, Ini Respons Erick Thohir"

(mro/krs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork