Lahir di Tivoto Uzice, Serbia, anak dari pasangan buruh pabrik tembaga dan pegawai rendahan di sebuah bank itu pernah mengalami kehidupan yang mencekam di masa kecilnya, saat terjadi perang Balkan di bekas negara Yugoslavia.
Vidic remaja mengaku kerap bermain bola dengan "bumbu" dentuman bom di sekitarnya. Pernah pula ia selama tiga bulan jarang menempati apartemen keluarganya lantaran terganggu oleh serangan udara saat perang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap orang punya periode buruk dalam hidupnya. Aku pikir aku menjadi lebih kuat setelah itu, dan tentu saja orang-orang belajar hidup dengan cara yang berbeda dari sebelumnya," tutur Vidic kepada Setanta Sports.
"Anda punya hal-hal bagus untuk dinikmati dan hal-hal buruk untuk menjadikan Anda kuat. Kalau itu membuat Anda lebih kuat, itu bagus," sambung pria 27 tahun itu.
Saat dikatakan bahwa dia mungkin akan masuk nominasi bursa player of the Year di Liga Inggris musim ini, Vidic merendah tapi juga senang.
"Ini hal besar," ujarnya. "Menjadi seorang defender dan berkompetisi untuk menjadi pemain terbaik di liga ini, tidaklah terjadi setiap tahun."
"Tentu saja saya senang mendengar orang-orang membicarakan hal ini. Tapi aku mencoba melakuan yang terbaik untuk tim ini."
Belum lama ini bosnya di Manchester United, Alex Ferguson, mengatakan bahwa performa Vidic saat menghadapi Wigan pada 15 Januari lalu adalah penampilan terbaik seorang bek tengah sepanjang yang pernah ia lihat.
"Kalau manajer senang pada permainan Anda, rasanya pasti menyenangkan," lanjut Vidic. "Kita harus memiliki mental menang di setiap pertandingan. Kami (MU) dalam posisi yang bagus sekarang, untuk memenangi empat kompetisi. Tapi ini baru Februari. Yang lebih penting adalah yang bisa dilihat di bulan Mei."
(a2s/krs)











































