.webp)
Sejak awal 1990-an, kompetisi Piala FA dikuasai oleh tim-tim mapan yang kini dikenal dengan The Big Four. Liverpool jura musim 1991/92. Semusim setelahnya giliran Arsenal yang mengangkat trofi kejuaraan sepak bola tertua di dunia ini. Manchester United menjadi pemenang musim 1993/94.
Di musim 1994/95, MU kembali menjejak laga puncak menghadapi Everton. Menghadapi juara bertahan, Everton tampil percaya diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petaka bagi MU datang ketika laga berusia setengah jam. Matt Jackson melakukan tusukan ke arah pertahanan 'Setan Merah'. Selanjutnya, Jackson menyodorkan bola ke arah Graham Stuart.
Stuart kemudian melepaskan tembakan ke gawang MU yang dikawal Peter Schmeichel. Si kulit bundar membentur mistar gawang. Bola liar disambut oleh sundulan Paul Rideout dan tanpa ampun merobek gawang Schmeichel.
Masuknya Ryan Giggs dan Paul Scholes di babak kedua membuat serangan MU semakin intensif. Peluang terbaik diraih Scholes, namun sepakannya masih bisa digagalkan oleh penjaga gawang The Toffees, Neville Southall.
Skor 1-0 bertahan hingga peluit akhir ditutup.
Empat belas tahun silam, di Wembley, Everton meraih kejuaraan dengan menekuk tim besar. Tim Merseyside Biru juga sukses memutus dominasi klub-klub besar.
Akhir pekan ini The Toffees kembali akan menghadapi tim raksasa yakni Chelsea, di laga puncak Piala FA yang akan digelar di Stadion Wembley. Akankah kenangan indah itu kembali terulang?
Susunan Pemain
Everton: Southall; Jackson, Dave Watson, Ablett, Unsworth, Parkinson, Horne, Limpar (Amokachi 69'), Hinchcliffe, Rideout (Ferguson 51'), Stuart
Man Utd: Schmeichel, Neville, Bruce (Giggs 45'), Pallister, Irwin, Sharpe (Scholes 73'), Ince, Keane, Butt , McClair, Hughes
Foto: Pertandingan final Piala FA 1994/95 antara Everton vs MU (fa-cupfinals)
(krs/din)
