Hal itu diungkapkan oleh CEO Premier League Richard Scudamore, meski ia juga menjelaskan bahwa tiga pemangku kepentingan kunci di sepakbola Inggris--Football Association, Premier League, dan Football League--belum menemukan rumusan tepat untuk menghadirkan winter break dengan jadwal kompetisi yang ada saat ini. Adanya jeda musim dingin sendiri diyakini bisa menguntungkan tim nasional Inggris ketika ada sebuah turnamen besar dilangsungkan pada musim panas.
"Kami sudah mencoba tapi kecuali ada yang siap mengorbankan sesuatu, sejauh ini masih sulit. Kami cenderung enggan mengurangi jumlah klub di Liga Primer--jika Anda punya sebuah teater dan ada 380 malam (pertunjukan) yang ingin dijual, apakah Anda akan memangkas 60 atau 70 malam di antaranya," kata Scudamore kepada Telegraph.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak jauh berbeda, Football League juga tak ingin melepas (ajang) Piala Liga. Itu adalah sumber pemasukan besar untuk Football League dan juga ajang solidaritas antara liga-liga (yang ada di Inggris)," terang Scudamore.
"Sementara FA, mereka tak ingin melepas (laga) replay di Piala FA, jadi kami duduk bersama-sama dan kami saling melihat, tapi tidaklah mudah buat sepakbola Inggris untuk memunculkan jeda dua pekan."
"Tak ada yang meminta Football League untuk menghapus Piala Liga, lagipula kenapa harus? Kami adalah pendukung berat ajang itu dan kami juga tak bisa mengubah Piala FA. Itu terserah FA, tapi kecuali FA memutuskan mereka punya prioritas berbeda, di mana timnas Inggris lebih penting dari sesuatu yang mereka miliki (Piala FA), maka mungkin mereka bisa menganalisisnya lagi," beber Scudamore.
Kendatipun rencana jeda musim dingin saat ini masih menemui jalan buntu, Scudamore menegaskan bahwa Liga Primer sangat menyambut prospek adanya winter break. Pihaknya pun telah berusaha mencari alternatif-alternatif lain.
"Kami menawarkan untuk memulai musim sepekan lebih cepat, yang mana terbilang sulit sehubungan dengan libur musim panas, tapi kami enggan memulai musim bulan Juli," katanya.
(krs/a2s)