Sejak mengambil alih Chelsea dari kepemilikan Ken Bates dari 2003 lalu, Abramovich memang telah menunjukkan superioritasnya sebagai pemilik klub melalui kekayaannya. Berbagai pemain tenar ia boyong, manajer ternama pun ia datangkan silih berganti.
Selama sembilan tahun berkuasa di Stamford Bridge, taipan minyak asal Rusia itu telah menghabiskan dana tak kurang dari 1 miliar poundsterling atau sekitar 14 triliun rupiah untuk seluruh kebutuhan tim. Ironisnya, 1,3 triliun di antaranya digunakan untuk memecat tujuh manajer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abramovich telah melakukan pekerjaan hebat di Chelsea. Ia membangun tempat latihan baru, membawa Chelsea meraih banyak gelar. Atas alasan tersebut, Anda tak dapat menyalahkannya," lugas Gullit dilansir Sports Mole.
"Tapi terkadang sulit untuk menerima situasi seperti yang terjadi sekarang (pemecatan Di Matteo). Tapi itu klub miliknya, ia dapat melakukan apapun yang ia inginkan. Saya hanya takut konsekuensi yang terjadi, penilaian publik terhadap Chelsea. Sebab saya mencintai Chelsea, saya senang bagaimana cara klub ini berkembang. Tapi kini Anda harus bekerja keras untuk kembali meraih simpati publik," sambungnya.
Gullit pernah jadi pemain Chelsea sejak 1995, lalu menjadi pemain merangkap manajer di musim 1996/1997, dan memberi klub tersebut trofi Piala FA di akhir musim. Ia dipecat pada Februari 1998, lalu digantikan oleh Gianluca Vialli.
Pemilik Chelsea kala itu, Bates, kemudian diingat sebuah pernyataannya setelah memecat Gullit. Dia bilang, "Aku tak suka pada kesombongannya. Sesungguhnya aku memang tak pernah menyukai dia."
(a2s/din)