.webp)
Dari sebelumnya terombang-ambing di papan tengah, Tottenham Hotspur kini jadi penantang masuk posisi empat besar. Atas kebangkitan dan konsistensi yang didapat kini, The Lillywhites layak berterimakasih pada Emmanuel Adebayor.
Adebayor mungkin menjadi penyesalan terbesar Andre Villas-Boas. Sebelum dipecat pada pertengahan Desember lalu, Villas-Boas sangat jarang menurunkan Adebayor dalam susunan skuatnya. Faktanya, striker asal Togo itu cuma tampil satu kali di Premier League musim ini saat Spurs masih dilatihnya.
Surat PHK yang diberikan manajemen Spurs pada Villas-Boas menjadi awal perputaran roda nasib Adebayor. Tim Sherwood yang ditunjuk sebagai pengganti memberinya kepercayaan lebih besar padanya. Dan sejak saat itu Adebayor seperti menemukan lagi ketajamannya, dengan total ada delapan gol dan tiga assist dia buat dalam 12 pertandingan dia dimainkan sejak Sherwood jadi bos di White Hart Lane.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengucapkan banyak terimakasih pada pelatih, yang datang dan memberikan kembali kepercayaan diri saya, memberi saya panggung untuk bermain," sahut Adebayor usai laga dengan Dnipro pekan lalu.
Dengan delapan gol dan tiga assist dalam 12 pertandingan liga sejak Sherwood datang, itu artinya Adebayor berkontribusi sebesar 50% dari total gol Spurs dalam periode tersebut. Adebayor jadi sosok yang sangat penting buat Spurs dan Sherwood dalam upaya klub tersebut membidik tiket Liga Champions musim depan.
Selain statistik tersebut di atas, data Whoscored menyebut kalau Adebayor rata-rata melepaskan 2,1 tembakan per pertandingan, dengan tingkat keberhasilan mencapai 32%. Dia juga tercatat melepaskan 1,7 key passes per laga.
Secara keseluruhan, kemunculan Adebayor di atas lapangan lantas membuat prosentase kemenangan Spurs jadi lebih besar. Jika dimainkan, prosentase kemenangan Spurs meningkat menjadi 66,7%, dibanding 50% saat dia cuma dipasang dibangku cadangan.
Spurs juga mencetak gol lebih banyak jika Adebayor ada di lapangan. Rata-rata gol mereka per laga saat ada Adebayor adalah 1,83, sementara tanpa dia angkanya menjadi 0.94.
Gemilangnya eks striker Arsenal dan Real Madrid itu bersama Sherwood juga banyak terbantu dengan skema permainan yang dikembangkan sang manajer. Adebayor sangat nyaman sebagai striker tunggal dengan skema 4-2-3-1. Sementara Villas-Boas lebih sering memasang duo Soldado dan Jermaine Defoe di lini depan.
Dengan posturnya yang 1,91 meter, Adebayor berhasil memenangi 2,2 areal duel per pertandingan. Whoscored juga mencatat kalau pesepakbola 29 tahun itu banyak membantu pertahanan saat menghalau bola-bola mati.
(din/mrp)
