Pellegrini: Insinyur yang Masih Mencari Gelar Liga di Eropa

Pellegrini: Insinyur yang Masih Mencari Gelar Liga di Eropa

- Sepakbola
Senin, 14 Apr 2014 18:15 WIB
REUTERS/Darren Staples
Manchester -

Titel juara Manchester City musim ini tak hanya menjadi bidikan tim. Gelar itu juga akan menjadi kesempatan sang Manajer Manuel Pellegrini untuk mendapatkan trofi liga di kompetisi Eropa.

Maret 1985. Gempa mengguncang pantai Pasifik dan berimbas hingga sejauh 77 mil arah Algarobbo. Jutaan orang kehilangan rumah. Satu bek tengah Universiaded de Chile di Santiago yang kebetulan juga seorang insinyur teknik sipil memilih libur dari kompetisi. Dia memutuskan untuk membantu membangun kembali pemukiman di sana.

29 tahun berlalu. Kini bek tengah itu menjadi salah satu pelatih yang disegani. Dia Manuel Pellegrini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa bumi itu menjadi satu momentum dalam kariernya yang lain: sebagai pelatih. Bahkan kemudian julukannya di lapangan sepakbola sama seperti gelar akademisnya: The Engineer.

"Dia menjelaskan bahwa mengerjakan bangunan di daerah gempa adalah tantangan lain dalam pekerjaan yang sulit. Tapi dialah yang mengerjakan dua bangunan yang selamat dari gempa bumi. Saya pikir dia bangga dengan itu," ucap penyerang Uruguay Diego Forlan, yang pernah dilatih Pellegrini di Villarreal.

Kebiasaan menghitung rinci dan memberikan kepercayaan kepada komponen lain dalam membangun sebuah bangunan itu dibawa Pellegrini ke lapangan hijau. Orang Chile ini juga punya kepandaian pendekatan bak langkah untuk mendapatkan proyek.

"Kritik Pellegrini kepada pemain tak pernah bersifat pribadi. Dia tak punya pemain favorit dan menyadari membangun semangat tim," tambah Forlan.

Sukses itu juga didapatkan di lapangan bola. Dia membawa River Plate menjadi juara liga Argentina. Tantangan lebih besar pun didatangi Pellegrini. Dia mencoba-coba rumput tetangga: ke Eropa.

Bersama Villarreal Pellegrini langsung memberikan Piala Intertoto pada musim pertamanya di benua biru, di tahun 2004. Tapi turnamen itu sering kali tidak dianggap sebagai sebuah gelar, alias minor. Ia kemudian pernah pula direkrut Real Madrid, namun selama satu musim ia tak mendapatkan trofi apapun.

"Saya tak punya suara di Madrid. Mereka mendatangkan pemain-pemain terbaik tapi bukan pemain pada posisi yang dibutuhkan. Saya tak bisa membangun orkestra dengan 10 gitaris terbaik tanpa ada pianis," kata Pellegrini waktu itu.

Setelah hijrah ke Malaga, Pellegrini juga membuat gebrakan. Dia mengantarkan tim La Liga Primera itu mencicipi Liga Champions 2012/2013. Melaju hingga babak knock out tanpa pernah kalah, Malaga akhirnya tersingkir di semifinal setelah kalah dari Borussia Dortmund. Berprestasi, tapi tetap saja tidak menghasilkan piala.

Belum juga mendapatkan gelar liga, Pellegrini kemudian didapuk membesut Manchester City. Dengan dukungan penuh dari manajemen klub, pria 60 tahun itu mampu membawa The Citizens bersaing di papan atas.

Mempunyai pemain-pemain yang oke hingga dinilai memiliki lini depan sangt tajam, City sukses menunjukkan sebagai tim yang produktif bikin gol. Sejauh musim ini mereka juga paling jarang merasakan kekalahan di kandang.

Target tinggi pun sempat di dipatok untuk mendapatkan quadruple musim ini. Namun, pada perjalanannya City tersingkir dari Liga Champions dan Piala FA. Namun setidaknya Pellegrini sudah memberikan satu trofi untuk City di musim pertamanya, Piala Liga Inggris.

Peluang juga masih terjaga untuk menorehkan sukses pada ajang yang belum didapatkan dia: Premier League. Hanya saja ia harus bekerja lebih keras lagi setelah kalah 2-3 dari Liverpool kemarin di Anfield. Namun, City masih punya sisa dua pertandingan daripada Liverpool dan Chelsea, tim peringkat 1 dan 2 sementara.

"Ini bukan akhir Premier League. Kami masih mempunyai dua pertandingan lebih banyak dan bisa mendekati Liverpool hingga satu poin di belakang mereka jika kalah pada dua pertandingan itu. Mereka juga masih akan menghadapi Chelsea," kata Pellegrini kepada BBC saat menghitung peluang juara.

Pada 1 Juli nanti Pellegrini akan menandai kariernya selama satu dekade di Eropa. Jika bisa membawa City jadi juara Liga Inggris di akhir musim ini, maka itu akan menjadi gelar liga pertama di Eropa buat sang insinyur.

(fem/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads