Kendati Manchester United tidak membawa pulang satu poin pun dari lawatan ke Stamford Bridge, Juan Mata mengaku bangga. Dia menyebut, timnya itu sudah setia dengan idealisme permainan mereka.
Perihal kebanggaan itu dituliskan Mata lewat blog pribadinya. Minggu (19/4), United datang ke Stamford Bridge untuk menghadapi Chelsea dengan bekal enam kemenanan beruntun di liga. Tidak ketinggalan juga, performa yang belakangan mulai meyakinkan.
Satu hal yang merugikan United hanyalah cedera pemain. Tidak tanggung-tanggung, empat pemain sekaligus absen menjelang laga tersebut, termasuk di antaranya gelandang andalan mereka, Michael Carrick. Musim ini, Carrick adalah sosok penting di lini tengah yang bertugas melindungi lini pertahanan sekaligus menjadi awal dari serangan 'Setan Merah'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil memang kemudian tidak berpihak kepada 'Setan Merah'. Sebuah gol dari Eden Hazard membuat tim besutan Louis van Gaal itu pulang dengan membawa kekalahan 0-1.
Mata pun mengaku geram dengan kekalahan itu. Namun, satu-satunya yang membuatnya tidak terlalu kecewa adalah United tampil dominan pada laga tersebut.
"Ketika pergi meninggalkan Stamford Bridge untuk mengejar kereta, ada perasaan campur-aduk. Saya geram karena kami kalah, tapi pada akhirnya saya merasa bangga," tulis Mata.
"Saya bangga dengan permainan tim kami, tetap menjaga penguasaan bola, mengontrol pertandingan, dan menciptakan beberapa kans untuk mencetak gol. Semua itu kami lakukan di Stamford Bridge... melawan pemuncak klasemen."
"Seperti yang manajer kami katakan setelah pertandingan, kami loyal pada idealisme permainan kami," tulis Mata, yang pada laga di Stamford Bridge itu mendapatkan aplaus dari pendukung Chelsea.
Keberhasilan Chelsea meredam United pada pertandingan tersebut menghadirkan pujian tersendiri untuk Jose Mourinho. Salah satu kunci keberhasilan taktiknya terletak pada kesuksesan Kurt Zouma melakukan man-marking terhadap gelandang jangkung United yang belakangan kerap merusak fokus pertahanan lawan, Marouane Fellaini.
Mourinho sudah melatih Zouma sepanjang pekan untuk menjalani tugas tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Mourinho menggunakan gelandang muda Chelsea, Ruben Loftus-Cheek --yang bertinggi 193 cm--, sebagai partner duel Zouma di sesi latihan.
The Special One pun mendapatkan keuntungan. Seperti yang dikatakan Mata, United tetap loyal dengan gaya main mereka, yang artinya Van Gaal tidak mengubah taktiknya sama sekali dan tetap memainkan Fellaini sebagai deep-lying target man.
Dengan demikian, semuanya berjalan seperti yang diperkirakan Mourinho.
(roz/din)











































