Peraturan home grown player mengubah wajah Premier League, khususnya pada setiap periode bursa transfer. Revisi terakhir peraturan ini membuat tim-tim harus berhitung ulang dengan komposisi skuatnya.
Di musim ini setiap tim wajib memasukkan delapan pemain berstatus home grown dalam skuat 25 pemain yang bisa didaftarkan untuk mengikuti kompetisi Premier League. Lalu, siapakah yang bisa disebut home grown player, yang aturan tersebut diberlakukan sejak musim 2010/2011 tersebut?
Istilah home grown player tertuju kepada seorang pemain, terlepas dari kewarganegaraan atau usia, yang sudah didaftarkan oleh sebuah klub yang terafiliasi dengan FA atau FA Wales selama periode waktu, secara kontinyu ataupun tidak, tiga musim atau 36 bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-21 (atau di akhir musim ketika ia berumur 21 tahun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, salah satu imbas peraturan tersebut adalah melambungnya harga pemain bagus yang berstatus home grown, terutama untuk dijual ke klub-klub besar. Sebab, klub-klub itu dipaksa untuk tetap memiliki sejumlah pemain home grown, tapi akan terbilang riskan apabila mereka merekrut yang "pas-pasan".
Sebenarnya, jika sebuah tim tidak bisa memenuhi syarat memasukkan 8 home grown player, mereka tetap bisa mendaftarkan skuatnya, tapi jumlahnya pun berkurang. Jumlah pemain asing yang boleh ada di tim Premier League maksimal 17. Jika tim tersebut hanya punya tiga home grown player, maka mereka cuma berhak mendaftarkan 20 pemain ke FA.
Musim lalu Chelsea menjuarai Premier League dengan komposisi tim seperti itu. Mereka hanya punya Gary Cahill, John Terry, dan Fabregas sebagai home grown player. Biasanya kekurangan jumlah pemain ini disiasati dengan memasukkan pemain berusia 21 tahun ke bawah yang sah untuk dimainkan, tanpa perlu melihat kewarganegaraan.
Manchester City musim ini mendatangkan Raheem Sterling dan Fabian Delph sebagai upaya menambah kuota home grown player. Sterling sendiri sebenarnya tidak termasuk pemain home grown, karena umurnya masih 20 tahun. Namun dia dipersiapkan untuk proses jangka panjang klub. Sebelum City merekrut dua pemain tersebut, mereka hanya memiliki tiga pemain home grown: Joe Hart, Gael Clichy, dan Richard Wright.
Kesuksesan ini mulai terlihat ketika muncul talenta berkualitas hebat, seperti Harry Kane. Pada 23 Maret lalu, Ketua FA Greg Dyke bahkan mengajukan wacana menambah kuota home grown player menjadi 12. Minimal ada dua home grown yang juga mesti hasil didikan klub tersebut.
Selain itu, dia juga ingin menurunkan kualifikasi umur pemain muda yang berlatih di Inggris, dari usia 21 jadi 18. Dia merasa perlu melakukan upaya ini.
“Premier League sudah mengenali masalah dan telah memperkenalkan kuota home grown player. Namun sejak aturan ini diterapkan pada 2010, jumlah rata-rata home grown player di Premier League tetap sama dan malah berkurang signifikan pada 12 klub yang berkompetisi dalam periode tersebut,” kata Dyke di situs resmi FA.
Wacana ini mendapat tentangan dari banyak tim, salah satunya manajer Arsenal, Arsene Wenger. Menurutnya, dalam kompetisi ada dua hal penting: menjadi yang terbaik atau tidak mampu bersaing. Aturan ini dinilainya tidak mendukung hal tersebut.
“Kita berbicara satu dari dua hal, menjaga pemain medioker atau menghasilkan pemain yang terbaik,” ujar Wenger seperti dikutip Daily Mail.
Selain itu, aturan ini turut memiliki dampak membuat karier pemain muda Inggris bisa tersendat, karena tidak punya kesempatan tampil di tim utama. Terbukti dalam kasus Jack Rodwell dan Scott Sinclair yang datang ke City untuk memenuhi kuota ini. Karier mereka di City tidak berkembang karena kalah bersaing dengan pemain lain.
Di musim lalu, akademi klub-klub Premier League menghasilkan 320 lulusan yang berusia 16-18 tahun. Lebih luas lagi, mereka mendidik 2.486 pemain di bawah usia 16 tahun. Lebih dari 85% lulusan akademi-akademi itu adalah pemain Inggris Raya.
Daftar home grown player pada enam klub Inggris yang finis tertinggi musim lalu pada Premier League 2015-16 -- sampai artikel ini diturunkan:
Chelsea: Asmir Begovic, Cesc Fabregas, Victor Moses, Gary Cahill, John Terry, Jamal Blackman
Man City: Joe Hart, Gael Clichy, Fabian Delph, Richard Wright
Arsenal: Kieran Gibbs, Mikel Arteta, Theo Walcott, Aaron Ramsey, Danny Welbeck, Emiliano Martinez, Francis Coquelin
Man United: Phil Jones, Jonny Evans, Wayne Rooney, Chris Smalling, Michael Carrick, Ashley Young, Jesse Lingard
Tottenham Hotspur: Kyle Walker, Danny Rose, Aaron Lennon, Kieran Trippier, Andros Townsend, Tom Carroll, Ryan Mason.
Liverpool: Nathaniel Clyne, Dejan Lovren, Daniel Sturridge, Jordan Henderson, Adam Lallana, Joe Allen, Danny Ings, Fabio Borini
(a2s/krs)