Kalau bukan karena sepakbola, Westley Nathan 'Wes' Morgan bisa jadi seperti teman-temannya yang lahir dan besar di Meadows, Nottingham, Inggris. Kini, dia tengah merakit singgasana juara bersama Leicester City.
Morgan makin 'terlihat' belakangan ini. Ditambah satu gol dibuatnya saat Leicester menghadapi Southampton di King Power Stadium pada 3 April. Gol bermula dari serangan yang dibangun dari tengah, namun bola akhirnya diberikan kepada Christian Fuchs yang berada di sisi kiri. Fuchs lantas melepaskan umpan silang yang disundul oleh Morgan yang berada di dalam kotak penalti.
Morgan memang bukan sekadar meramaikan gerbong Leicester dengan Claudiro Ranieri sebagai masinisnya. Tapi, sosoknya benar-benar penting buat The Foxes, baik di dalam ataupun di luar lapangan. Dia adalah kapten Leicester.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di atas lapangan Morgan adalah sosok tangguh di lini belakang tim. Faktanya seiring menurunnya produktivitas Leicester, mereka juga sulit untuk dibobol lawan. Hingga pekan ke-32, Leicester masih memimpin papan klasemen Liga Inggris. Dengan hanya tersisa enam pertandingan, 'Si Rubah' sudah amat dekat dengan gelar juara.
Baca Juga: Ada yang Berubah dari Leicester si Rubah Sebelum dan Sesudah Natal
Squawka mencatat Morgan sebagai pemain yang berbahaya dalam tekel dan dominan dalam duel di udara. Dia menjadi pemain Leicester yang sukses menghentikan Sergio Aguero, Harry Kane dan Diego Costa.
Statistiknya dalam 32 pertandingan musim ini dengan persentase memenangkan duel di udara 55%, memenangkan 26 tekel dengan rata-rata persentase keberhasilan 50%. Da juga membuat 84 intersep, 184 clearances, dan 36 blok.
Seluruh nilai plus itu hanya menanti sebuah prasasti: trofi liga di akhir musim ini. Arsene Wenger bahkan menyatakan respek kepada leicester dengan menyebut laju bagus Leicester musim ini sudah membuat suporter seluruh Inggris yang tak mendukung Arsenal, Manchester City dan Tottenham Hotspur bersatu.

Premier League pun memunculkan lakon-lakon baru. Bukan lagi Sergio Aguero, Wayne Rooney, atau Diego Costa. Musim ini, Jamie Vardy, Danny Drinkwater, Riyad Mahrez, juga N'Golo Kante-lah yang menjadi pusat perhatian. Kini Morgan masuk ke dalam daftar itu.
Seperti Leicester dengan Vardy, Mahrez, Kante, dan Drinkwater-nya, yang musim lalu bukan siapa-siapa, begitu pula Morgan. Tak banyak yang mencari namanya di mesin pencarian google. Siapa dia? Jika Vardy pernah menjadi pegawai paruh waktu di sebuah pabrik kaki palsu, Morgan sudah berfokus kepada sepakbola sejak kecil.
Dia bocah yang lahir dan besar di Meadows, sebuah distrik di Nottingham yang tak jauh dari tengah kota. Area dengan jalan-jalan yang sempit, jalur kereta api, dan banyak pabrik di abad ke-19 dengan banyak problem sosial.
"Saat aku masih kecil, aku menyaksikan semuanya. Perkelahian, obat-obatan, pisau, senjata. Di sanalah semua hal buruk terjadi," kata Morgan seperti dikutip Leicester Mercury.
Beruntung Morgan sibuk dengan sepakbola sejak kecil. Karena sepakbola itu pula, teman-teman bermainnya melindungi dia dari hal-hal buruk tersebut.
"Mereka tidak ingin aku terlibat dengan semua itu," ucap dia.

Morgan sempat menjauh dari sepakbola selama 18 bulan hingga kemudian bergabung dengan akademi Dunkirk sambil kuliah bisnis di South Notts College untuk menjadi akuntan. Morgan merasa pengetahuan dia soal uang cukup baik dan nilai matematikanya tak jelek-jelek amat. Tanpa berkegiatan di sepakbola, badannya pun membengkak.
Nah, universitas itu mempunyai tim sepakbola yang dilatih Chris Dowling. Dowling merekomendasikan Morgan kepada Nottingham Forest. Morgan mau saja, meskipun fisiknya tak lagi seperti dulu saat masih aktif di akademi. Maka, dia kuatkan hati saja ketika membuat banyak orang mengernyitkan dahi saat dia mengikuti trial Posturnya benar-benar tak mirip seorang olahragawan! Bukan cuma gempal dia sudah kegemukan.
Tapi potensinya terbaca. Tim tetap menerima dan menyodori kontrak jangka pendek, tapi disertai sebuah permintaan tak tertulis.
"Pada dasarnya saya diminta untuk menurunkan berat badan. Boleh dibilang saya gemuk waktu itu. Maka dalam semusim saya cuma latihan fisik," tutur Morgan seperti dilansir Sky Sport.
Mendapatkan jalan untuk menggeluti passion-nya lagi, Morgan pun patuh. Morgan pun hanya bisa menyaksikan teman-temannya berlatih teknik bersama pelatih. Sementara dirinya diawasi ketat oleh pelatih fisik. Kalau di akhir pekan timnya bermain dalam kompetisi, Morgan harus lari, lari, dan lari.
Setelah kembali ke berat badan ideal, 'Big Wes' pun awet di Nottingham Forest. Dia bersama-sama tim itu selama sepuluh tahun. Hingga kemudian, Morgan hijrah ke Leicester. Bersama-sama dengan 'Si Rubah', dia merasakan suka cita promosi ke Premier League hingga menciptakan dongeng bersama-sama Ranieri, Vardy, Drinkwater, dan rekan-rekannya satu tim di Liga Inggris musim ini.
(fem/din)