Ahmed Musa, Mantan Kiper yang Merasa Mirip Jamie Vardy

Ahmed Musa, Mantan Kiper yang Merasa Mirip Jamie Vardy

Kris Fathoni W - Sepakbola
Senin, 18 Jul 2016 10:03 WIB
Foto: Epsilon/Getty Images
Leicester - Musim panas ini Ahmed Musa menjadi pemain baru Leicester City. Merasa mirip Jamie Vardy, ia juga terpana dengan betapa intensnya sesi latihan Leicester.

Pemain internasional Nigeria itu bergabung dengan Leicester yang merekrutnya dari klub Rusia CSKA Moskow dengan nilai yang kabarnya mencapai 16,6 juta poundsterling.

Musa, yang saat ini berumur 23 tahun, berposisi sebagai pemain depan. Di liga Rusia musim lalu pesepakbola dengan postur 170 cm/62 kg itu mengemas 13 gol dan merasa punya kemampuan yang tak kalah dari Vardy--andalan lini depan Leicester musim lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pernah jadi kiper antara umur 10 dan 12 tahun, tapi berganti posisi adalah keputusan terbaik dalam hidup karena saya tidak akan pernah cukup bagus jadi kiper profesional," ucap Musa di Soccerway.

"Awalnya sulit tapi kemudian Anda terbiasa dengan fakta bahwa fisik Anda tak terlalu besar. Banyak orang dulu bilang kepada saya, 'Musa kamu itu terlalu kecil untuk jadi penyerang'. Tapi kemudian aku mengatakan, 'ukuran tubuh bukan masalah, yang penting kemampuan saya'.

"Saya pikir saya ini mirip Jamie Vardy. Saya punya kecepatan, suka bekerja keras. Kami mirip dalam banyak hal. Apa saya lebih cepat? Saya belum bisa memastikan, saya belum pernah main bersamanya, tapi saya ingin mencari tahu. Saya menantikan main bersama Vardy. Saya suka gayanya. Saya pikir kami akan cocok main bersama," tuturnya.

Musa mulai merumput di Rusia pada tahun 2012, setelah sebelum itu tampil di Eredivisie bersama VVV Venlo. Saat ini ia mulai mengadaptasikan diri dengan atmosfer di The Foxes--juara bertahan Premier League 2015-16.

"Ketika saya memulai sesi latihan pertama saya berpikir, 'Wow'," kata Musa.

"Saya belum pernah melihat sesi seperti itu di Rusia, tapi sekarang saya mulai terbiasa dengan intensitas di sini yang berbeda dengan Rusia. Di sini sedikit lebih sulit, di Rusia lebih santai.

"Saya pikir itulah yang tersulit, tapi saya pikir inilah rahasia di balik kesuksesan Leicester," sebutnya.

(krs/raw)

Hide Ads