Klavan Disebut Pilihan Tepat untuk Liverpool

Tallinn - Perekrutan Ragnar Klavan oleh Liverpool boleh jadi sudah dipertanyakan. Namun, Klavan dinilai tepat untuk kebutuhan lini belakang The Reds.

Klavan didatangkan dari klub Bundesliga Augsburg dengan banderol 5 juta euro. Kontrak jangka panjang diberikan kepada Klavan dan dia akan mengenakan seragam bernomor punggung 17 selama memperkuat Liverpool.

Kedatangan Klavan boleh dibilang mengejutkan sebagian pihak termasuk suporter Liverpool. Pasalnya Klavan bukan nama besar di dunia sepakbola dan dia hanya berstatus pemain timnas Estonia.

Apalagi Klavan sudah berumur 30 tahun yang tentunya berlawanan dengan manajer Juergen Klopp yang gemar mendatangkan pemain muda. Namun, kedatangan Klavan dinilai akan menguntungkan Liverpool.

Pasalnya Klavan dianggap sebagai bek yang bakal melengkapi kekuatan di lini belakangan Liverpool yang sudah diisi Mamadou Sakho, Dejan Lovren, Joe Gomez, dan Joel Matip.

Belum lagi statistik oke Klavan bersama Augsburg. Menurut Squawka, Klavan adalah pemain dengan jumlah sapuan terbanyak dalam empat musim terakhir di Bundesliga yakni 770 kali.

Selain itu, Klavan juga hanya kalah jumlah bloknya musim lalu dari Matip yang kini merupakan rekan setimnya.

"Saya rasa dia adalah bek yang Anda inginkan - dia tenang saat menguasai bola, dia bisa membangun serangan dengan baik, dia cepat, dia bagus dalam duel udara, dia bisa tekel. Saya rasa dia adalah bek yang lengkap," ujar pelatih timnas Estonia, Magnus Pehrsson, seperti dilansir Soccernet.

"Dari seluruh pemain yang saya latih selama karier saya, dia adalah pemain paling profesional, dalam hal menjaga dirinya sendiri dan bagaimana dia coba mengembangkan kemampuannya dari hari ke hari," sambungnya.

"Dia jadi panutan. Ini adalah tahun ketiga saya bekerja dengannya dan saya tidak melihat perubahan sama sekali. Saya rasa dia sudah berkembang banyak dalam tiga tahun terakhir. Dia selalu jadi atlet yang bagus - dia cepat dan kuat. Dengan bermain di level teratas di Bundesliga, saya rasa positioning-nya lebih baik, dan dia juga jadi pemain yang cepat secara bersamaan. Saya melihat dia mampu bermain di level top untuk 6-7 tahun ke depan tanpa satupun masalah."

"Dia melakukan hal-hal yang Anda ingin seorang pemain lakukan. Dia selalu nge-gym sebelum sesi latihan, dia mampu merawat dirinya dengan baik, selalu menjaga makannnya, dan caranya memulihkan diri di antara banyak pertandingan. Saya tahu dia kini melatih otaknya untuk bagaimana tetap fokus pada tugasnya selama pertandingan."

"Motonya sejak dia jadi pemain profesional di Estonia adalah dia tidak pernah menolak apapun, dan dia memanfaatkan sebaik mungkin talentanya," tutupnya.


(mrp/mfi)