Sturridge turun sebagai pemain pengganti dan cuma main sekitar dua menit dalam laga terakhir Liverpool. Hal itu sendiri terjadi setelah penyerang 26 tahun tersebut mengeluh usai Klopp menempatkannya di posisi kanan luar dalam laga-laga sebelumnya.
Barnes, penggawa Liverpool periode 1987β1997, menilai bahwa keputusan teranyar terkait Sturridge adalah cara Klopp menegaskan kekuasaannya sebagai manajer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah melihat dalam kasus Joe Hart di Manchester City dengan Pep Guardiola bahwa para manajer ini sedang menegaskan kekuasaan dan mereka mengatakan, 'Saya yang berkuasa, lakukan apa yang saya katakan', karena sudah sejak lama para pemain lebih berkuasa daripada manajernya, dan saya bukan bicara mengenai kasus Daniel saja," ucap Barnes seperti dikutip talkSPORT.
"Para suporter (biasanya) akan lebih mendukung para pemain daripada manajer, tapi sekarang dengan (Pep) Guardiola, (Antonio) Conte, (Jose) Mourinho, dan Klopp di Liverpool, mereka-lah yang berkuasa dan Anda harus mengikuti. Ketika ia (Sturridge) bilang tak mau main di posisi melebar, itu mungkin sudah memiliki dampak.
"Klopp kini mengatakan, 'Saya yang berkuasa, Anda lakukan apa yang saya katakan, Anda main dan pemanasan ketika saya minta', dan para pemain harus menerimanya. Ia seorang pemain fantastis seperti kita semua tahu, tapi Juergen Klopp jelas sudah memutuskan untuk 'memperlihatkan otot' agar orang tahu bahwa ia berkuasa dan apa yang ia katakan adalah kewajiban. Itulah prinsip yang tepat untuk dimiliki dan terlepas dari siapa pemain yang ada, mereka harus menerima otoritas.
"Cuma akan ada satu pemenang dan itu adalah si manajer. Daniel mungkin harus sedikit mengubah sikap untuk menyesuaikan dengan keinginan manajer agar situasi tersebut bisa tuntas," tuturnya.
(krs/nds)