Protes keras fans itu terjadi pada bulan Februari lalu saat Liverpool menjamu Sunderland yang berakhir 2-2. Pada menit ke-77, sekitar 10 ribu lebih suporter melakukan walkout sebagai bentuk protes.
[Baca juga: Protes Kenaikan Harga Tiket, Ribuan Suporter Liverpool Walk Out ]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu manajemen klub yang berada di bawah Fenway Sports Group (FSG) berencana menaikkan harga tiket dari yang termurah 77 poundsterling serta 1.000 poundsterling untuk tiket musiman di main stand. Pada prosesnya rencana FSG itu dibatalkan.
[Baca juga: Batal Naikkan Harga Tiket, Liverpool Dipuji Carragher ]
Rencana kenaikan harga tiket itu berkaitan dengan upaya FSG saat itu menambah kapasitas Anfield. Untuk musim ini Anfield sudah mencapai 54.074 penonton dari yang awalnya sekitar 45 ribu tempat duduk.
Penambahan kapasitas di Main Stand itu rencananya akan diikuti dengan renovasi di tribun Anfield Road di mana bakal ada 4.800 kursi yang ditambahkan nantinya.
Tapi rencana itu mungkin saja batal karena pihak FSG tak ingin lagi melihat adanya protes fans lagi seperti Februari lalu. Pasalnya jika jadi merenovasi, maka mau tak mau manajemen akan menaikkan harga tiket.
Apalagi gelombang protes cukup besar juga terjadi di kelompok pendukung klub-klub Premier League lainnya terkait kenaikan harga tiket.
"Saya tidak tahu apakah bakal ada langkah berikutnya lagi (penambahan kapasitas stadion lagi) karena harga tiket ini tengah jadi isu besar di Inggris. Mungkin tidak akan ada lagi renovasi. Kita lihat saja," ujar owner FSG, John W Henry seperti dikutip Liverpool Echo.
(mrp/raw)











































