.webp)
Meski bukan juara bertahan terburuk, Leicester tampil sangat mengecewakan di nyaris sepatuh awal kompetisi Liga Inggris. Sebelum pekan ke-15 yang digelar weekend ini, The Foxes sudah menelan tujuh kekalahan dan empat hasil imbang. Tanda-tanda musim buruk Leicester sudah muncul sejak pekan pertama saat mereka dikalahkan Hull City.
Leicester kemudian terus berjuang dalam kesulitan, yang membuat mereka sangat dekat dengan jurang degradasi. Kecuali di Liga Champions, tak ada yang spesial dari penampilan Leicester musim ini. Sampai malam tadi, saat mereka mengalahkan City dengan skor telak 4-2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin yang terbaik untuk suporter kami karena mereka telah banyak mendukung kami dan pergi ke Portugal di mana kami tidak tampil bagus (kalah 0-5 di tangan FC Porto). Atas alasan itu kami ingin menunjukkan penampilan terbaik kami. Kami bermain cerdas, menurunkan tempo, semua orang tahu apa yang kami punya tapi penting untuk mencetak dua gol cepat," lanjutnya dikutip dari BBC.
Bermain di depan pendukungnya sendiri, King Power Stadium, Minggu (11/12/2016) dinihari WIB, Leicester sudah unggul 2-0 saat laga belum genap lima menit. Ketika turun minum keunggulan tuan rumah bertahan menjadi 3-0.
Meski dapat banyak tekanan di babak kedua, Leicester kembali memperlebar skor menjadi 4-0. Vardy jadi bintang dengan tiga gol, sementara satu lainnya hasil sepakan jarak jauh Andy King.
City baru bisa memperkecil kedudukan di menit-menit akhir. Lewat tendangan bebas Aleksandar Kolarov di menit 82 dan sontekan Nolito pada periode injury time.
"Saya katakan pada para pemain hasil selalu jadi hal yang penting tapi hari ini kami harus bertarung sampai akhir. Saya sangat puas dengan Jamie (Vardy), saat pertandingan selesai saya katakan padanya 'oh, selamat datang kembali'," lanjut Ranieri merujuk pada puasa gol sang striker yang sudah berlangsung 16 pertandingan sebelumnya. (din/mfi)
