Tanpa Mane yang tengah bergabung dengan tim nasional Senegal untuk tampil di Piala Afrika 2017, Liverpool kalah 0-1 dari Southampton di partai leg pertama semifinal Piala Liga Inggris, Kamis (12/1/2017) dinihari WIB.
Menurut Redknapp, yang memainkan lebih dari 200 pertandingan untuk The Reds pada kurun waktu 1991β2002, menyebut bahwa permainan Liverpool tanpa pemain 24 tahun itu jadi terlalu monoton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di mata Redknapp, Mane adalah pemain yang gemar mengejar bola. Hal itu membuat pola operan bisa lebih variatif, tidak semata mengarah langsung ke pemain yang dituju melainkan juga dapat ke ruang permainan kosong.
"Malam ini ada banyak pemain yang menginginkan operan bola mengarah ke kaki mereka, pemain-pemain dengan teknik. Daniel Sturridge, misalnya. Ketika ada Mane di tim, ia akan berlari ke arah lain," katanya.
"Ia memberikan dimensi yang sama sekali berbeda. Malam ini saya melihat Liverpool yang sangat mirip dengan musim lalu, dengan Mane musim ini sudah mengubah hal itu.
"Mereka juga kehilangan kaptennya, Jordan Henderson, kita tak boleh meremehkan apa yang ia lakukan, ia menyuntikkan energi ke lini tengah. Saya pikir mereka kehilangan energi, pengaruh, dan motivasi yang ia punya di sektor itu," sebut Redknapp.
Mane sudah pasti absen dalam lawatan ke markas Manchester United di akhir pekan, partai leg kedua semifinal Piala Liga Inggris pada 25 Januari, replay Piala FA lawan Plymouth, juga partai Premier League lawan Swansea di Anfield.
Jika Senegal melaju terus di Piala Afrika, Mane juga bisa absen ketika Liverpool menghadapi Chelsea, juga lawatan ke markas Hull, selain juga potensi menghadapi Wolverhampton Wanderers--jika lolos dari hadangan Plymouth.
"(Kehilangan) Sosok Mane adalah yang paling merisaukan saya. Ia akan absen dalam sejumlah banyak pertandingan, saya pikir ia dan Joel Matip bisa absen dalam enam atau tujuh pertandingan jika Senegal terus maju. Itu membuat saya risau," tutur Redknapp.
(krs/krs)











































