Joe Hart atau Claudio Bravo?

Joe Hart atau Claudio Bravo?

Doni Wahyudi - Sepakbola
Rabu, 18 Jan 2017 15:55 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Josep Guardiola memilih Claudio Bravo karen dinilai punya kemampuan lebih baik dalam membagi bola. Namun Bravo ternyata kurang oke dalam menjalankan kewajibannya sebagi kiper.

Tugas utama seorang kiper tentu saja menjaga gawangnya agar tidak kebobolan. Maka merekapun diberi keistimewaan untuk menjadi satu-satunya yang bola memainkan bola menggunakan tangan.

Tapi sepakbola modern membuat tugas seorang kiper bukan hanya sebagai penjaga (sesuai arti harfiahnya), atau sebagai penghenti tembakan (sebagaimana diterjemahkan dari shot-stopper). Perkembangan taktik membuat kiper bisa punya peran lain dan terlibat lebih jauh dalam permainan. Dan itulah yang diinginkan Guardiola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana Victor Valdes di Barcelona dan Manuel Neuer di Bayern Munich, Pep ingin memiliki kiper yang juga bertindak sebagai sweeper. Kiper yang mahir juga mendistribusikan bola, menjadi awal dari upaya membangun serangan.

Maka Joe Hart, yang adalah kiper nomor satu City dalam lebih dari tujuh tahun terakhir dan merupakan kiper utama Timnas Inggris, harus terdepak dari posnya saat Guardiola datang. Pep lantas membawa Claudio Bravo ke Etihad Stadium.

Sejak awal penampilan Bravo sudah terlihat tak meyakinkan. Dia beruntung tak dapat kartu merah saat melakukan tekel pada Wayne Rooney dalam laga Derby Manchester. Beberapa kali kiper asal Chile itu juga membuat kesalahan, baik yang berujung gawangnya kebobolan atau dia berhasil terhindar dari malu tersebut.




Puncak penampilan buruk Bravo adalah di akhir pekan kemarin, Saat City kalah 0-4 dalam lawatan ke Everton. Tuan rumah melepaskan empat tembakan on target dalam laga itu dan menghasilkan empat gol. Itu artinya Bravo sama sekali tak membuat penyelamatan.

Statitik Bravo di sepanjang musim ini dalam hal penyelamatan jauh dari oke. Dia membuat 31 penyelamatan dari 18 pertandingan di Premier League. Data dari Squawka menunjukkan dia membuat 1,44 penyelamatan per laga dan 1,18 penyelamatan per gol.

Di Torino, Joe Hart sudah membuat 60 penyelamatan dari 18 laga Serie A. Rata-rata penyelamatan per pertandingan adalah 1,96, selain itu Hart rata-rata baru kebobolan setelah membuat 2,72 penyelamatan.

Meski begitu, Guardiola mendapatkan keinginannya karena akurasi umpan Bravo saat ini lebih baik dibanding Hart. Tapi apakah dia membutuhkan kiper yang bisa mengumpan atau kiper yang oke dalam menghalau tembakan?

Joe Hart atau Claudio Bravo?Foto: Fuad Hasim/detikSport



(din/rin)

Hide Ads