Terkait temperamen itulah Conte tak jarang terlihat begitu heboh bersuka cita merayakan gol timnya, atau sebaliknya kesal bukan kepalang ketika melihat para pemainnya tampil tak sesuai keinginan.
Conte heading the ball twice with Diego Costa and Alonso๐ pic.twitter.com/W4Sq4iM3PF
โ hash (@hashim0307) 4 Februari 2017
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
@hashim0307 also this pic.twitter.com/JPDnGCFf4j
โ Deavy (@Deavy) 4 Februari 2017
"Angelo adalah tangan kanan saya dan, istilahnya, 'korban langganan' saya karena ia orang yang paling dekat dengan saya, sosok yang punya hubungan langsung dengan saya," kata Conte.
"Pada dasarnya, yang terjadi sebelum latihan, dalam latihan, kami sudah mempersiapkan sejumlah skenario menghadapi situasi sepak pojok dan lainnya, dan pada saat Arsenal mengirim pemain keenam ke kotak penalti, dan itu artinya (Victor) Moses, yang biasanya bersiaga di tepi kotak penalti, harus mengawal pemain keenam itu.
"Dalam situasi itu (N'Golo) Kante harus mundur dari posisi biasanya yang lebih ke depan ke samping (Diego) Costa, mengisi posisi Moses lebih ke belakang, jadi tak ada area kotak penalti yang tidak terjaga. Mereka gagal melakukan itu dan saya pun kesal," tutur peracik taktik kelahiran Lecce 47 tahun itu.
Conte juga menuturkan bahwa dalam suasana hati seperti itu, siapa saja bisa jadi sasaran kekesalannya. Termasuk Costa yang pemain bintangnya di lini depan.
"Begini Paolo," kata Conte kepada Di Canio, "Dalam situasi seperti itu saya bisa memangsa siapa saja."
![]() |
"Di saat-saat seperti itu segala kesopanan bisa hilang dan saya menjadi orang yang siap melumat siapa pun: yang terpenting adalah kemenangan. Tapi itu dikarenakan pada akhirnya kami semua sama-sama mengejar target yang sama dan kami kompak dalam melakukannya," sebut Conte.
Sampai dengan pekan 24 Premier League, Chelsea bertengger di puncak klasemen dengan keunggulan sembilan poin dari Tottenham Hotspur yang berada di posisi dua.
(krs/nds)