Sissoko sebenarnya baru bergabung dengan Spurs pada musim panas tahun lalu. Dia digaet dari Newcastle United yang saat itu baru saja terdegradasi dari Premier League.
Di Spurs, Sissoko tak menjadi pilihan utama manajer Mauricio Pochettino dan lebih sering menghuni bangku cadangan. Dia tampil pada 25 pertandingan Premier League, namun cuma delapan kali menjadi starter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sissoko merasa sudah tak punya masa depan di Spurs. Dia ingin angkat kaki demi menyelamatkan peluangnya untuk tampil di Piala Dunia 2018.
"Meskipun saya tak pernah berpikir akan main di semua pertandingan, saya juga tak mengira akan mendapatkan waktu bermain yang begitu sedikit," ujar Sissoko kepada L'Equipe.
"Ini adalah musim terburuk dalam karier saya meskipun sebagai sebuah tim ini tentunya musim terbaik. Jadi, ini aneh," imbuhnya.
"Kami akan bicara dengan agen saya untuk membuat keputusan terbaik. Saya pikir (uang) tidak akan menjadi masalah. Mereka tahu saya bukan lagi seorang bocah: saya sudah 27 tahun dan saya harus tampil di Piala Dunia 2018. Jika ada situasi yang memungkinkan saya untuk pergi, saya berharap mereka tak bikin masalah," kata Sissoko.
Sissoko ingin tetap berkarier di Inggris. Akan tetapi, jika hal itu tak memungkinkan, kembali ke Prancis bukanlah masalah baginya.
"Semua orang tahu saya lebih memilih tinggal di Inggris, tapi saya tak menutup kemungkinan untuk liga-liga lain. Kita lihat saja kalau ada tawaran, tapi Ligue 1 menarik. Kita sudah lihat musim lalu dengan Paris Saint-Germain dan Monaco, tapi juga dengan tim-tim seperti Lyon, Nice, Monaco," ujarnya.
"Saya akan menganalisis segalanya dan membuat keputusan terbaik," kata Sissoko.
(mfi/rin)