Pria yang kini membesut Chelsea itu memang terlihat selalu energik ketika mendampingi tim-tim yang dilatihnya bertanding. Dia tidak segan berteriak-teriak kepada para pemainnya bahkan melakukan perayaan gol yang terlalu bersemangat.
Diakui Conte, aksinya tersebut menguras banyak tenaga. Pelatih yang pernah menukangi Juventus dan timnas Italia itu mempertimbangkan untuk lebih kalem ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mencoba menyalurkan seluruh hasrat saya kepada pekerjaan. Saya tahu bahwa di masa depan akan sangat sulit untuk terus begini, karena untuk tetap berada di pinggir lapangan dan memiliki hasrat ini, Anda harus memiliki kekuatan yang besar."
"Di masa depan, kekuatan saya akan berkurang dan kemudian mungkin saya akan mencoba menjaga diri saya tetap tenang dan lebih banyak duduk," ucap dia.
Sebelum menjadi pelatih, Conte lebih dulu menjadi pesepakbola. Mengawali karierinya di Lecce, Conte lantas menghabiskan 13 tahun di Juventus, klub yang dibelanya sampai pensiun.
Meskipun berhasil membantu Bianconeri menjuarai lima Scudetto dan Liga Champions, Conte mengaku bahwa bakatnya sebagai pesepakbola tidak lebih bagus dari bakatnya melatih.
"Kalau Anda melihat saya sebagai pesepakbola, ketika saya bermain saya selalu memperlihatkan gairah yang besar. Keinginan untuk bertarung, mengatasi kesulitan dengan berlari, dengan hati," lanjut dia.
"Bakat saya sebagai seorang pesepakbola sedang-sedang aja, tapi saya harus bekerja untuk mengatasi batas saya. Saya pikir saya menyalurkan ini pada cara saya melatih, tapi dengan bakat yang lebih besar dibandingkan bakat saya sebagai pemain."
(rin/nds)