Frank de Boer menjadi peracik taktik asal Belanda yang terlebih dulu dipecat musim ini. Ia diberhentikan Crystal Palace pada 11 September, setelah 10 pekan menangani klub tersebut.
![]() |
Berikutnya nasib serupa menghampiri Ronald Koeman yang dipecat awal pekan ini, tanggal 23 Oktober, mengakhiri masa kerjanya sebagai manajer Everton semenjak 14 Juni 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayang sekali karena saya tahu persis keduanya merupakan pelatih hebat. Tentu saja hasil-hasilnya memang tidak menguntungkan mereka, dan itulah yang jadi hitungan. Hasilnya menentukan dan manajer bertanggung jawab atas hal tersebut, dan ini cukup disayangkan karena jika pelatih baru datang ke sebuah klub, mereka butuh waktu untuk adanya perubahan."
"Para pemain butuh beradaptasi dengan cara kerja mereka, tapi tetap saja itu disayangkan karena Frank de Boer tidak lama di Crystal Palace. Dan Ronald, tentu saja, jauh lebih lama tapi tetap saja orang-orang mestinya tak perlu meragukan kinerja mereka sebagai pelatih karena saya tahu sekali mereka pelatih-pelatih hebat," ucapnya.
Untuk De Boer, pengalaman melatih Palace menjadi lebih singkat daripada periode sebelumnya saat membesut Inter Milan. Sebelum itu ia bertahan nyaris tiga bulan (9 Agustus-1 November tahun 2016. De Boer dipecat Palace setelah tanpa kemenangan di empat laga Premier League. Sementara pemecatan Koeman terjadi setelah timnya kalah telak 2-5 dari Arsenal pada akhir pekan lalu.
![]() |
"Itu kekalahan besar, tapi ia adalah pelatihnya. Ia banyak bicara dengan para pemain, tapi pada akhirnya pemain yang harus bermain di atas lapangan," ujar Kluivert.
"Pelatih berusaha semaksimal mungkin, tapi para pemain juga harus tampil sebaik-baiknya. Kondisi ini tidak bagus, terutama buat Frank. Ketika di Inter Milan pun ia tidak bertahan lama."
"Ini lebih buruk buat Frank ketimbang Ronald karena Ronald menjalani waktu lebih lama walaupun situasinya tidaklah bagus buat keduanya," tuturnya.
(krs/fem)