Watford Kembalikan Tottenham ke Bumi

Watford Kembalikan Tottenham ke Bumi

Novitasari Dewi Salusi - Sepakbola
Senin, 03 Sep 2018 10:45 WIB
Tottenham Hotspur dikalahkan Watford di pekan keempat Liga Inggris (Foto: David Klein/Reuters)
Watford - Start sempurna Tottenham Hotspur di Liga Inggris 2018/2019 dirusak oleh Watford. Kekalahan dari Watford jadi alarm peringatan untuk Tottenham.

Tottenham sejatinya mengawali Liga Inggris 2018/2019 dengan apik. Tiga pertandingan pertama mereka lewati dengan kemenangan.

Salah satu kemenangan didapat Tottenham di markas Manchester United. Harry Kane dkk. menang dengan skor 3-0 di Old Trafford. Hasil itu mendongkrak rasa percaya diri Tottenham untuk bersaing di jalur juara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Tottenham justru terpeleset saat tandang ke markas Watford di pekan keempat. Bertanding di Vicarage Road, Minggu (2/9/2018) malam WIB, The Lilywhites kalah dengan skor 1-2.

Tottenham sempat unggul lebih dulu setelah Abdoulaye Doucoure mencetak gol bunuh diri di menit ke-53. Namun Tottenham kemudian justru kebobolan dua gol lewat skema bola mati.


Kebobolan dua gol lewat skema bola mati diakui manajer Tottenham Mauricio Pochettino sangat menyakitkan. Hasil ini sekaligus jadi pengingat bagi Tottenham bahwa jadi pesaing di jalur juara Liga Inggris tidak mudah.

"Sangat menyakitkan kebobolan dua gol seperti ini. Ini sangat menyakitkan karena babak pertama terlihat seperti laga persahabatan," ujar Pochettino seperti dilansir ESPN FC.

"Saya sangat kecewa, sangat kecewa. Jika Anda ingin jadi pesaing -- saya orang pertama yang bersalah atas segalanya -- sangat sulit untuk dipahami, karena saya pikir kami mengendalikan permainan di 45 menit pertama."

"Kami mencetak gol, tapi ketika Anda bikin gol, Anda harus jalan terus dan bermain dengan cara yang sana, dan kemudian kami mulai berubah dan memainkan bola-bola panjang."

"Kami kebobolan dua gol yang harusnya tak boleh terjadi kalau mau jadi pesaing. Ini masih awal dan jadi peringatan yang sangat bagus untuk semuanya, dan agar lebih banyak mendengar karena orang-orang bicara soal persepsi dan bukan kenyataan," katanya.

(nds/cas)

Hide Ads