Sturridge cuma setengah musim memperkuat Liverpool di 2017/2018 setelah dipinjamkan ke West Bromwich Albion Januari lalu. Ini tak lepas dari minimnya kesempatan main di tim utama karena ketajaman trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino.
Hanya mencetak tiga gol sepanjang musim lalu, karier Sturridge dalam bahaya ketika kembali ke Liverpool musim panas lalu. Apalagi Liverpool punya striker muda yang lebih fit dan potensial dalam diri Dominic Solanke atau Divock Origi.
Sturridge sempat diisukan akan dijual sebelum akhirnya bertahan. Keputusan itu patut disyukuri Liverpool jika melihat perjalanan tim sejauh ini.
Di saat tiga pemain depannya belum konsistensi bikin gol terutama Salah, Sturridge hadir sebagai alternatif. Meski baru dua kali bermain sebagai starter dari tujuh laga di seluruh kompetisi, pemain 29 tahun itu bikin empat gol.
Sturridge sejauh ini menyamai catatan Mane dan Firmino sebagai top skorer sementara tim serta unggul dari Salah. Melihat performanya sejauh ini, bukan hal mustahil jika Sturridge ke depannya bisa jadi starter jika salah satu dari tiga pemain depan tampil tak konsisten.
Terkait hal itu, Sturridge tak mau ambil pusing dan dia menerima apapun keputusan Klopp sebagai manajer. Yang penting untuk Sturridge adalah tampil bagus ketika dipercaya main, seperti saat mencetak gol penyama kedudukan kontra Chelsea akhir pekan lalu selang satu menit masuk lapangan.
"Apapun keputusan dari manajer, dia adalah bosnya," ujar Sturridge di situs resmi Liverpool.
"Susunan tim apapun yang dipilihnya, Anda hanya perlu memberikan yang terbaik, terlepas bermain selama lima menit atau sebagai starter. Ini hanya soal memberikan yang terbaik ketika Anda dimainkan," sambung Sturridge.
(mrp/fem)