City mampu memaksakan hasil imbang tanpa gol kontra Liverpool di Anfield, Minggu (7/10/2018) kemarin. Ini jadi keberhasilan City mengakhiri rentetan tiga kekalahan beruntun dari klub itu sepanjang tahun ini.
City bahkan berpeluang menang andaikan penalti Riyad Mahrez di menit ke-85 tak melambung jauh. Tapi, di balik hasil imbang itu terselip kritik untuk taktik janggal yang dilakukan Pep Guardiola sebagai manajer.
Guardiola di laga itu memang memasang formasi 4-2-3-1 seperti kegemarannya dan para pemainnya pun masih sama. Tapi ada yang beda dari gaya main City yang lebih bertahan dan menunggu Liverpool menyerang. Apalagi dua full back yakni Benjamin Mendy serta Kyle Walker jarang naik membantu penyerangan City.
Bahkan City baru mencatatkan tembakan tepat sasaran pertamanya pada menit ke-62 meski menurunkan Sergio Aguero di lini serang. Terkait taktik City tersebut, Van Dijk menyebut hal itu sebagai pertanda sang juara bertahan gentar dengan kekuatan Liverpool.
"Tentu saja mereka sedikit was-was dengan gaya main kami dan saya rasa kami sudah mendapat respek dari mereka. Tapi mereka masih menekan dan coba memainkan gaya mereka. Kami menyulitkan mereka dan begitu juga sebaliknya, tapi ya seperti itu jalannya laga," ujar Van Dijk seperti dikutip ESPN.
"Pada akhirnya kami harus senang - saya pun juga harus puas - bahwa kami tidak kalah karena penalti itu. Mereka datang ke sini berstatus juara bertahan dan beruntung mereka tidak bikin gol, tapi tidak beruntun juga karena kami gagal bikin gol," sambungnya.
"Saya rasa clean sheet usai penalti di lima menit terakhir itu menyenangkan saya, memang saya tidak hati-hati dan semoga saja tidak terjadi lagi."
Baca juga: Liverpool Kurang Gelandang Kreatif |