Saat memutuskan bergabung ke Manchester United dari Paris Saint Germain, Zlatan Ibrahimovic banyak diragukan. Datang ke Inggris dalam usia 35 tahun, Ibra diprediksi bakal kesulitan dengan level persaingan di sana.
Nyatanya tidak. Pemain asal Swedia itu mencetak 28 gol di semua kompetisi pada musim 2016/2017. Hanya cedera yang membuatnya kehilangan produktivitas dan akhirnya meninggalkan Inggris untuk melanjutkan petualangan di Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya punya karier panjang sebelum saya datang (ke Liga Inggris). Negara-negara yang berbeda, klub-klub yang berbeda," ucap Ibra pada FourFourTwo.
"Orang bilang 'kamu tak perlu pergi ke Inggris karena jika kamu gagal di Inggris orang akan bilang kamu tak cukup bagus. Semua orang menentang (keputusan pergi ke Inggris). Tebak apa? Itu membuat saya termotivasi. Itu memberi saya adrenalin."
Liga Inggris disebut Ibra sebagai kompetisi yang menyenangkan dan membuatnya termotivasi. Tapi di sana ternyata tak seperti yang dikatakan banyak orang.
"Saya suka Premier League. Menurut saya di sana sangat memotivasi dan sangat menarik. Ada banyak perhatian tertuju ke sana, meski kualitas yang disebut-sebut sedikit berlebihan. Kualitas individu dan kualitas teknisnya."
"Tapi ritmenya tinggi. Bahkan jika Anda adalah yang terbaik, jika Anda tak bisa mengatasi ritmenya, kecepatannya, maka Anda tak akan berhasil, karena kecepatannya sangat tinggi," paparnya lagi.
(din/fem)