Filosofi itu dahulu dibentuk oleh Bill Shankly. Manajer asal Skotlandia tersebut adalah salah satu juru taktik tersukses yang pernah dimiliki Liverpool di era 1960 hingga 1970-an.
Baca juga: Tambah Lagi Keunggulan Poinmu, Liverpool! |
Sebagai manajer ia mengantarkan Liverpool memenangi Liga Inggris, Piala FA, hingga Piala UEFA (kini Liga Europa). Shankly meletakkan gagasan bahwa semangat kebersamaan di lapangan adalah kunci utama dan itu dilanjutkan oleh Klopp saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Shankly adalah seorang sosialis sejati yang percaya jika sepakbola terdiri dari gotong royong. Ia mengutarakan gagasan bergotong royong di lapangan sebagai 'oper dan bergerak'. Sangat simpel. 'Oper bolanya dan bergeraklah untuk membuat diri Anda tersedia bagi rekan setimnya'," imbuhnya.
Semangat sosialisme dirasakan begitu kental dalam permainan Klopp. Misalnya ia selalu ingin timnya menekan balik lawan bersama-sama sebagai sebuah unit.
Sejauh ini apa yang diterapkan Klopp bisa dibilang berhasil. Ia sudah mengantarkan tim memenangi Liga Champions dan Piala Super Eropa, bukan tak mungkin trofi-trofi lain segera menyusul.
"Klopp adalah seorang Liverpool klasik. Shankly pernah berkata jika ia lahir untuk Liverpool dan Liverpool ada untuk dirinya, Klopp pun bisa mengatakan hal yang sama," ungkap Moore.
"Ia paham elemen-elemen sosialisme yang ada di klub dan kota Liverpool, bagaimana tantangannya dan perasaannya. Bila dulu simbol Merseyside adalah The Beatles, sekarang ialah sepakbola," tandasnya.
(raw/nds)