Ole Gunnar Solskjaer heran mengapa pemain dikambinghitamkan di tengah pandemi virus corona. Padahal pesepakbola sudah niat untuk membantu yang kesusahan.
Gara-gara corona, kompetisi Liga Inggris dan lainnya harus terhenti sampai batas waktu tidak ditentukan. Tanpa adanya liga, maka pemasukan klub akan terganggu.
Otomatis klub-klub Inggris harus menyesuaikan keuangannya dengan merumahkan banyak stafnya. Beberapa klub seperti Tottenham Hotspur, Liverpool, Norwich City, Newcastle United, dan Bournemouth melakukannya.
Belakangan Liverpool menganulir keputusannya itu setelah didesak banyak pihak. Klub-klub dan pemain pun jadi sasaran tembak, terutama karena belum ada pemotongan gaji pemain sementara staf yang menanggung.
Apalagi sampai saat ini Asosiasi Pesepakbola Inggris (PFA) meminta para pemain untuk menunda pemotongan gaji, karena memang belum ada keputusan. Menurut Solskjaer selaku manajer Manchester United, reaksi fans terlalu berlebihan.
Sebab para pemain tidak pernah sekalipun berpikir egois untuk tidak mengalami potongan meski bergaji besar. Justru para pemain sudah siap untuk diturunkan gajinya agar klub tidak perlu merumahkan karyawannya.
"Menurut saya, sepakbola selalu mudah dijadikan target. Buat saya tidak adil jika menunjuk satu pemain atau sekumpulan karena saya tahu para pemain sudah berkorban banyak untuk masyarakat, dan para pemain akan sangat membantu dalam situasi seperti ini," tutur Solskjaer seperti dikutip Sky Sports.
"Klub dan pemain tengah berdiskusi soal kontribusi apa yang bisa diberikan. Memang tidak mudah untuk semuanya, dan saya menilai tidak adil jika mereka dikritik," sambungnya.
"Orang-orang juga pernah membuat kesalahan kok dan dari situlah kita belajar. Kini yang penting adalah mencari keputusan yang lebih baik, keputusan yang tepat. Saya rasa kami semua ingin membantu petugas kesehatan, masyarakat, dan saya rasa sudah tepat jika klub-klub itu melakukan yang menurut mereka baik."
(mrp/pur)