Sheffield United tampil bagus musim ini sebelum Premier League ditangguhkan. Di era new normal kompetisi itu, bisakah The Blades tetap menyayat lawan-lawannya?
Sheffield berstatus tim promosi namun performanya begitu mengejutkan. Tanpa pemain bintang, Sheffield bahkan bisa berada di posisi ketujuh klasemen dengan 49 poin dari 29 laga, mengungguli tim-tim seperti Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Pasukan Chris Wilder itu bahkan jadi tim terbaik setelah Liverpool dalam hal kebobolan, yakni 25 gol. Kehebatan Dean Henderson di bawah mistar Sheffield jadi alasan mengapa mereka bisa setangguh seperti sekarang.
Bahkan sejak dikalahkan Southampton pertengahan September, Sheffield cuma bisa dikalahkan satu tim di luar luar Liverpool dan Manchester City, yakni Newcastle United. Kehebatan ini membuat Sheffield berpeluang besar lolos ke kompetisi Eropa, tak cuma Liga Europa tapi juga Liga Champions.
Sheffield saat ini cuma berjarak lima poin dari Chelsea di posisi keempat, sementara dengan posisi keenam yang ditempati Wolverhampton, cuma kalah selisih gol. Melihat performa Sheffield, mimpi ke Eropa bisa mereka wujudkan.
Tapi, pertanyaannya adalah, bisakah Sheffield menjaga tren positif mereka di era new normal Premier League? Apalagi Sheffield tidak bisa bermain dengan dukungan suporter fanatiknya di Bramall Lane.
"Apa yang bisa pemain raih ada di depan mata mereka. Kami akan selalu positif dan tetap tancap gas," ujar Wilder kepada Sportsmail.
"Saya sama sekali tidak melihat pemain terpengaruh secara mental maupun fisik, sehingga bisa membuat penampilan kami menurun," sambungnya.
"Saya selalu berpikir kalau musim ini cuma berhenti bukan disetop. Jadi kami harus tetap menjaga semangat ini dan memastikan para pemain tidak kendor," tutup Wilder.
Sheffield akan mengawali new normal ini dengan menghadapi Aston Villa, Kamis (18/6/2020) dini hari WIB besok.
Simak Video "Arsenal Bungkam Fulham 3-0"
[Gambas:Video 20detik]
(mrp/aff)
