Mengapa Tak Lagi Siarkan Liga Inggris, TVRI?

Mengapa Tak Lagi Siarkan Liga Inggris, TVRI?

Afif Farhan - Sepakbola
Rabu, 17 Jun 2020 16:04 WIB
WOLVERHAMPTON, ENGLAND - DECEMBER 04: The Premier League Logo with Stonewall Rainbow Laces Branding is placed on the Handshake Board prior to  the Premier League match between Wolverhampton Wanderers and West Ham United at Molineux on December 04, 2019 in Wolverhampton, United Kingdom. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Mengapa Tak Lagi Siarkan Liga Inggris, TVRI? (Getty Images/Catherine Ivill)
Jakarta -

Televisi Republik Indonesia (TVRI) tidak lagi menayangkan Liga Inggris. Apa alasan TVRI tak lagi menayangkan liga paling bergengsi di dunia itu?

Liga Inggris disiarkan oleh TVRI sejak awal musim ini sampai akhirnya berhenti Maret lalu karena pandemi virus corona. Kini, Liga Inggris akan bergulir kembali dan TVRI nyatanya tidak lagi menayangkannya.

"Jadi memang kita saat ini memutuskan untuk tidak menayangkan dulu Liga Inggris karena terkait dengan beberapa hal yang masih ter-pending dengan pemilik hak siar," ujar Direktur Umum TVRI, Iman Brotoseno seperti dikutip akun twitter resmi TVRI.

"Saya yang baru di sini harus agak hati-hati dan saya rasa saya harus melakukan konsolidasi dulu di dalam, melihat segala macam yang menjadi masalah dengan pemegang hak siar. Untuk sementara kami sepakat untuk tidak menayangkan dulu agar semua permasalahannya menjadi lebih jelas dan clear," sambungnya.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT





Hak siar jadi alasan TVRI tidak menayangkan Premier League. Namun, persoalan TVRI juga menyangkut pada dilengserkannya Dirut sebelumnya, Helmy Yahya.

Hal itu pernah disampaikan Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI, Arief Hidayat Thamrin, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I di kompleks MPR/DPR di Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

"Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik. Kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa. Prioritasnya juga seperti itu," ujar Arief seperti diberitakan detikNews.

"Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris, mungkin banyak yang suka. Discovery Channel kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik," Arief menambahkan.

"Kemudian siaran film asing cukup banyak, ada yang bayar, ada yang gratis. Seolah-olah direksi mengejar rating dan share seperti TV swasta dan kita ada APBN harus bayar dalam bentuk membayar ke luar negeri dalam bentuk, hal ini BWF, Discovery, dan Liga Inggris," tutupnya.






(aff/cas)

Hide Ads