Prestasi Arsenal di Premier League menurun drastis lebih dari satu dekade terakhir. Boleh jadi ini gara-gara Arsene Wenger kelamaan jadi manajer.
Wenger diakui adalah salah satu manajer yang terbaik yang pernah Arsenal miliki. Di era Premier League, Wenger dan Arsenal jadi lawan tangguh untuk Manchester United.
Selama dipegang Wenger, Arsenal punya tiga trofi Premier League, tujuh Piala FA, dan tujuh Community Shield. Sebelum ada Chelsea dan Manchester City, Arsenal yang berhasil merusak dominasi MU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Arsenal sepertinya tidak mampu menjaga persaingan dengan MU, Chelsea, dan bahkan City setelah terakhir juara pada 2003/2004. Saat itu Arsenal mengakhiri musim tanpa terkalahkan.
Ditandai dengan kepindahan ke Emirate Stadium pada 2006, prestasi Arsenal di Premier League malah jeblok, berbanding terbalik dengan pemasukan klub yang terus meningkat.
Baca juga: Wow! Arsene Wenger Pernah Ditawari Latih MU |
Bahkan Arsenal tidak lagi bisa finis empat besar sejak jadi runner-up pada 2015/2016. Setelah itu, Arsenal selalu finis di luar empat besar, yakni dua kali posisi kelima, satu kali posisi keenam, dan yang terburuk musim lalu ketika finis kedelapan.
Hal ini lantas membuat Arsenal dikritik habis karena dianggap hanya mementingkan cuan ketimbang prestasi. Bahkan Wenger jadi sasaran tembak juga setelah itu meski berhasil memberikan empat gelar Piala FA.
Menurut Wenger, apa yang terjadi di Arsenal bisa jadi karena dia terlalu lama berada di sana. Sehingga Arsenal tidak punya cukup waktu untuk melakukan regenerasi.
"Mungkin saya terlalu lama di sana. Saya tidak tahu juga sih pastinya. Tapi saya selalu berkomitmen seperti saat pertama kali melatih," ujar Wenger kepada The Times.
"Saya pikir saya mampu membawa klub melalui masa-masa sulit dengan sangat sukses," sambungnya.
"Orang-orang kadang berpikir Anda terlalu tua, tapi mereka tidak melihat apa yang Anda lakukan. Saya mengabdikan diri sebisa saya kepada klub."
"Suporter memang tidak senang lagi. Beberapa dari mereka. Anda harus pahami itu, karena orang kadang butuh perubahan setelah 22 tahun," tutup Arsene Wenger.
(mrp/krs)